AS Ajak Indonesia untuk Gabung Koalisi Tumpas ISIS

Kunjungan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Mantan Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa mengungkap Indonesia sempat diajak oleh Amerika Serikat untuk bergabung menjadi bagian dari kelompok teror Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS).

UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Namun, Indonesia menolak lantaran khawatir akan ada serangan balasan dari kelompok muslim radikal di Tanah Air. 

Harian Australia, Sydney Morning Herald (SMH), Senin, 29 Juni 2015 melansir, mantan Wakil Tetap RI untuk PBB itu mengungkap pernyataan tersebut ketika menghadiri acara di kampus Crawford Universitas Nasional Australia.
Ketakutan Paris Hilton Jadi Target ISIS

Marty mengatakan alih-alih ikut bergabung dengan koalisi Negeri Paman Sam, dia berpendapat akan lebih baik jika RI berkontribusi dengan menangani masalah ekstremisme di dalam negeri sendiri. Sementara, pengiriman penasihat perang hanya sebagai kosmetik belaka. 
Cinta Tanah Air, Diaspora Indonesia di Houston Galang Dana

"Ketika Indonesia diminta untuk bergabung bersama koalisi pasukan untuk melawan ISIS di darat pada satu waktu. Respons kami ketika itu yakni, kami lebih baik berkontribusi untuk melawan ancaman ISIS seperti memastikan ideologi, ancaman tidak akan mempengaruhi negara dengan populasi warga Muslim terbesar di dunia," kata Marty. 

Dia menambahkan, justru dengan cara menangkal pengaruh ISIS di dalam negeri jauh lebih berharga, ketimbang ikut berfoto di mana pun koalisi itu bertemu. Seperti misalnya dalam pertemuan di Jenewa, Swiss atau di beberapa kota di Eropa. 

"Justru hal tersebut bisa menciptakan serangan balik yang tidak diduga di negara asal," Marty menambahkan. 

Dalam pertemuan itu, Marty memang tidak menyebut nama negara AS. Tetapi, ketika ditanya negara mana yang mengajak Indonesia untuk bergabung menjadi bagian koalisi, Marty menanggapinya dengan lelucon. 

"Negara mana yang menjadi pendukung terbesar dari pertemuan negara-negara ini? Nah, negara itu lah yang saya maksud," kata dia. 

Kendati sudah menyatakan penolakan, Marty mengatakan, AS bisa memahami posisi Indonesia.

Dia kembali menegaskan, negara bisa mengatasi permasalahan mengenai ISIS lebih jauh, dengan cara mencegah agar paham tersebut tak berkembang di dalam negeri. Dibandingkan dengan mengerahkan pasukan hanya untuk kepentingan superfisial dan kosmetik. 

Australia diketahui menjadi kontributor terbesar kedua dalam menumpas gerakan ISIS setelah AS. Total, Negeri Kanguru mengirimkan sekitar 500 pelatih dan penasihat pasukan. Mereka juga mengirimkan 400 personel Angkatan Udara sebagai bagian dari kampanye membombardir melalui udara. 

Beberapa alutsista udara yang dikirim Australia antara lain, jet tempur RAAF Hornets yang membawa bom, pesawat pengisi bahan bakar di udara dan pesawat pemantau yang membantu titik koordinasi ketika akan melakukan serangan. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya