Kemlu Sulit Verifikasi Dua Pilot Indonesia yang Gabung ISIS

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Teresia May
VIVA.co.id
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game
- Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengaku telah mendengar pemberitaan yang ditulis The Intercept mengenai dua pilot Indonesia, Ridwan Agustin dan Tommy Hendratno yang diduga telah bergabung dengan kelompok militan
Islamic State of Iraq and al Sham
Ketakutan Paris Hilton Jadi Target ISIS
(ISIS). Namun, lagi-lagi menurut diplomat yang pernah bertugas di New York dan Jenewa itu, sulit bagi Pemerintah Indonesia mengklarifikasi kebenaran berita itu. 

Dokumen Rahasia ISIS Bocor ke Publik
Hal itu diungkap Arrmanatha ketika memberikan keterangan pers di kantor Kemlu kawasan Pejambon, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Juli 2015. Dia menyebut hingga saat ini Kemlu masih terus menggali informasi tambahan dari otoritas berwenang terkait untuk memverifikasi kebenaran berita itu. 

"Kami tengah meminta informasi kepada otoritas berwenang lainnya di Indonesia. Sejauh mana kasus ini bisa diverifikasi," ujar Arrmanatha. 

Menurut dia, kasus ini serupa seperti yang hangat diberitakan pada pekan lalu mengenai polisi Jambi yang juga dilaporkan tewas setelah bergabung dengan ISIS. Lagi pula, Arrmanatha mengatakan, tidak ada pendaftaran nasional lebih dulu bagi orang-orang tertentu yang ingin bergabung dengan kelompok bernama ISIS. 

"Mereka juga tak mengumumkan jika ingin bergabung dengan ISIS. Oleh sebab itu, kami juga mengalami kesulitan untuk mengetahui di mana keberadaan mereka sekarang," kata dia. 

Laman The Intercept pada Rabu kemarin menurunkan pemberitaan itu berdasarkan laporan Polisi Federal Australia (AFP) yang bocor ke publik. Dalam laporan berjudul "Operational Inteligence Report: identification of Indonesian pilots with possible extrimist persuasions", Ridwan dan Tommy dicurigai menjadi korban radikalisme hanya berdasarkan pantauan dari akun media sosial mereka.

Tidak disebutkan dengan jelas, apakah AFP telah melakukan kontak dengan otoritas berwenang di Indonesia untuk memverifikasi laporan mereka. Ridwan diketahui pernah bekerja sebagai pilot di maskapai Malaysia, Air Asia, sedangkan Tommy menjadi pilot pesawat jet yang biasa mengangkut tamu VIP, Premiair.

Keduanya diduga kini telah berada di Suriah atau Irak untuk bergabung dengan ISIS. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya