Sebut Dua Pilot Indonesia Gabung ke ISIS, AFP Bungkam

Polisi Australia berjaga di Kota Sydney
Sumber :
  • REUTERS / James D Morgan
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Polisi Federal Australia (AFP) bungkam ketika dimintai komentar mengenai laporan mereka tertanggal 18 Maret 2015 kemarin. Dalam laporan berjudul "Operational Inteligence Report: identification of Indonesian pilots with possible extrimist persuasions", AFP menduga dua eks pilot asal Indonesia, Ridwan Agustin dan Tommy Hendratno menjadi korban radikalisasi dan bergabung dengan kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). 

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS
Kepada media The Intercept, AFP menolak memberikan komentar mengenai laporan mereka yang bocor itu. Mereka beralasan isu tersebut terkait masalah intelijen. "AFP tidak mengomentari isu terkait masalah intelijen," ujar juru bicara AFP seperti dikutip The Intercept, Rabu, 8 Juli 2015.

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
Mereka mengatakan, itu sudah menjadi kebijakan AFP sejak lama. "AFP tetap mempertahankan hubungan kuat dengan mitra penegak hukum di dalam dan luar negeri untuk memastikan keselamatan warga Australia ketika mereka berada di dalam atau luar negeri," ujar juru bicara AFP menambahkan.

Biro Penyidik Federal Amerika Serikat (FBI) yang juga ikut melihat laporan itu turut menolak memberikan komentar. Selain didistribusikan ke rekan mereka di AS, AFP turut mengedarkan laporan itu ke otoritas berwenang di Turki, Yordania, dan Inggris. Bahkan, laporan itu juga ikut disebarkan ke polisi interpol di Eropa.

Namun, tak disebutkan jika laporan itu turut dibagi ke otoritas di Indonesia. Laporan yang dibuat AFP hanya berdasarkan pantauan mereka di Facebook.

Ridwan diketahui sempat menjadi pilot maskapai AirAsia sejak tahun 2010 lalu. Tetapi, pada pertengahan September tahun lalu dia berubah menjadi sosok radikal dan tertarik untuk bergabung bersama kelompok ekstrimis ke Kobani, Suriah. Diduga, kini dia bersama sang istri, Diah Suci Wulandari, telah berada di kota Raqqa, Suriah.

Sementara, Tommy Hendratno sempat menjadi pilot jet pribadi yang biasa digunakan untuk mengangkut tamu VIP, Premiair. Tommy diketahui mulai menjadi radikal pada pertengahan tahun 2014 lalu. Melalui akun Facebooknya, dia mulai menyatakan rasa dukanya terhadap penderitaan umat Muslim di seluruh dunia.

Manajer pengendali kualitas dan keselamatan Premiair, Norman Sukardi, mengatakan sudah mendengar Tommy adalah salah satu simpatisan ISIS. Tetapi, pihak perusahaan tak mengetahui jika Tommy aktif mempublikasikan artikel mengenai ISIS. Tommy pun dilaporkan mundur dari Premiair pada 1 Juni lalu. 

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya