Aksi Vandalisme , Tak Pengaruhi Hubungan RI-Australia

Gedung KJRI Sydney, Australia yang dicoret-coret
Sumber :
  • KJRI Sydney, Australia
VIVA.co.id
Pelecehan Seksual Bayangi Anak Pengungsi di Australia
- Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson mengetahui aksi vandalisme yang terjadi di depan gedung KJRI Sydney akhir pekan lalu. Namun, Grigson yakin, aksi coret-coret gedung KJRI, tak akan membuat hubungan kedua negara kembali renggang. 

Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia
Hal itu disampaikan Grigson saat ditemui VIVA.co.id di sela peresmian pameran foto mengenai perjuangan kemerdekaan Indonesia di Alun-Alun Grand Indonesia Mall, Selasa, 18 Agustus 2015.

Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme
Gedung KJRI pada akhir pekan lalu dicoret-coret menggunakan cat merah oleh dua orang misterius. Pelaku bahkan menggunakan booster, sehingga cat yang mereka pakai ikut mengotori bagian atas bangunan. 

"Kami masih terus melakukan penyelidikan terhadap hal tersebut. Tetapi, kejadian itu, tak akan membuat hubungan kedua negara retak," kata Grigson. 

Menurut dia, hubungan kedua negara masih hangat. Dengan banyaknya pelajar Indonesia di Australia dan tak sedikit warga Australia yang menjadi turis di Indonesia.

"Karena hubungan itu yang menandakan kita saling dukung dalam hal positif dan lainnya," katanya menambahkan. 

Konsul Jenderal RI di Sydney Yayan Mulyana mengaku tak mengetahui motif pelaku. Namun, dia telah meminta kepolisian Australia agar aksi vandalisme itu diusut tuntas. 

"Pada tanggal 15 Agustus itu telah terjadi demonstrasi global mengenai Free West Papua di berbagai kota di dunia termasuk di Canberra, Perth, Sydney, Melbourne dan Darwin," kata Yayan kepada VIVA.co.id melalui pesan pendek.

Sebelumnya, KJRI Sydney juga pernah menjadi korban aksi vandalisme pada bulan Maret lalu. Saat itu, pemberitaan mengenai eksekusi mati terhadap dua gembong narkoba, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, tengah ramai ditayangkan, sehingga memicu kebencian sekelompok orang.

Pelaku yang diketahui berjenis kelamin wanita melemparkan cairan warna merah menyerupai darah ke pagar gedung KJRI. Sementara, teror juga dialamatkan ke gedung KBRI Canberra pada Mei lalu. 

Sekelompok orang memprotes eksekusi mati Sukumaran dan Chan, lalu mengirimkan paket berisi bubuk putih ke gedung Kedutaan. Khawatir bubuk tersebut mengandung zat berbahaya, petugas KBRI memanggil tim khusus penanganan darurat zat berbahaya (HAMZAT) ke gedung KBRI yang berlokasi di Yarralumla. Hasil penyelidikan saat itu menyebut bubuk putih tidak mengandung zat berbahaya. 

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya