Kantor PM Turki Diserang Dua Pria Bersenjata

Istana Dolmahbace yang jadi lokasi penembakan
Sumber :
  • REUTERS/Yagiz Karahan
VIVA.co.id
DPR: Jangan Tutup Sekolah Hanya karena Permintaan Turki
- Kantor Perdana Menteri Turki di Istanbul pada Rabu waktu setempat diserang dua pria bersenjata. Mereka menembak dengan senjata otomatis dan melemparkan granat tangan ke arah kantor PM. 

Sekolah Pribadi Bandung Akui Simpan Buku Fetullah Gulen
Dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 19 Agustus 2015, akibat insiden itu, satu polisi mengalami luka ringan. Belum ada pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan Istana Dolmabahce di Istanbul. Sementara, dua pelaku melepaskan tembakan ke arah polisi yang tengah berjaga di depan pintu masuk. 

Erdogan Keluarkan Dekrit, Sipil Kuasai Militer Turki
Sumber di kepolisian menyebut dua pelaku telah ditahan. Mereka diketahui memiliki catatan kejahatan dengan serangan yang dilakukan oleh kelompok sayap kiri, Front Militer Pembebasan Rakyat (DHKP-C). Sementara, saat serangan terjadi, PM Ahmet Davutoglu sedang berada di Ankara. 

Berita mengenai penyerangan itu tidak membuat dia merasa terganggu ketika memberikan pidato secara langsung di televisi. 

DHKP-C sebelumnya juga pernah berulah dan mengklaim sebagai dalang dalam aksi penyerangan ke Konsulat Jenderal AS di Istanbul pada bulan ini. Pelaku diketahui merupakan dua wanita yang sengaja melepaskan tembakan ke arah gedung konsulat. Salah satu pelaku diketahui terluka ketika sedang terlibat aksi baku tembak dengan petugas keamanan. 

Sementara di tempat yang berbeda, sebuah bom menewaskan delapan pasukan Turki di wilayah tenggara negara itu. Partai Pekerja Kurdi (PKK) mengaku bertanggung jawab dalam aksi itu. 

Mereka mengaktifikan bom di tenggara Provinsi Siirt. Beberapa saat sebelum serangan bom, pesawat jet tempur F-16 milik militer Turki telah mengenai dan menghancurkan tempa persembunyian PKK yang berlokasi di perbatasan antara Turki dengan Irak. 

Turki kerap mengalami gangguan keamanan khususnya beberapa pekan usai menyatakan perang terhadap berbagai aksi teror dan membuka pangkalan udara mereka untuk militer Amerika Serikat. AS menggunakan pangkalan udara itu untuk melancarkan serangan terhadap kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS). 

Selain itu, Turki juga melakukan serangan udara terhadap kelompok militan Kurdi dan menahan lebih dari 2.500 tersangka anggota kelompok militan Kurdi. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya