Kim Jong-un Perintahkan Militer Siaga di Area Perbatasan

Kim Jong Un selalu mengabaikan sanksi yang dijatuhkan AS dan PBB.
Sumber :
  • REUTERS/KCNA
VIVA.co.id
TKI di Korea Diminta Hentikan Adu Jotos
- Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un memerintahkan pasukannya untuk bersiap dan siaga jika terjadi perang di area perbatasan. Pasukan akan disiagakan mulai hari ini pada pukul 17.00 nanti. 

Respons 'Miring' Ambisi Korea Utara Kirim Bendera ke Bulan
Dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 21 Agustus 2015, perintah itu dikeluarkan Kim usai Korut mengultimatum Korea Selatan agar menghentikan siaran propaganda pada Sabtu esok, 22 Agustus 2015.

Korea Utara Berambisi Tancapkan Bendera di Bulan
Jika mereka tak mematuhi hal itu, maka Korut siap menggunakan jalur militer. Ketegangan di semenanjung Korea mulai meningkat sejak Kamis kemarin ketika Korut menembakkan artileri ke arah Korsel. 

Pyongyang protes atas langkah Korsel yang menyiarkan melalui pengeras suara dari area perbatasan mengenai program propaganda Korut. Tak terima, Korsel merespons dengan tembakan artileri. 

Kedua pihak mengklaim tidak ada korban atau kerusakan akibat aksi saling tembak itu. 

Korut mengirimkan sebuah surat kepada Kementerian Pertahanan Korsel berisi ultimatum penghentian program siaran tersebut sejak dua hari lalu. Mereka mengirimkan melalui saluran komunikasi militer bersama. Tetapi, isi surat di dalamnya tidak dijelaskan secara spesifik. 

Tetapi, Korsel justru tak mematuhi ultimatum itu. Seorang pejabat militer Korsel mengatakan siaran melalui pengeras suara untuk membongkar propaganda Korut akan terus dilanjutkan. 

Sementara itu, Pemerintah Amerika Serikat mengaku ikut memantau situasinya dari dekat. AS memiliki sekitar 28.500 pasukan di Korsel. 

"Keselamatan personel dan keluarga merupakan prioritas terpenting dan kami akan mengambil langkah bijak untuk memastikan keselamatan mereka," ujar perwakilan AS dalam sebuah pernyataan. 

Washington turut mendorong Pyongyang agar menahan diri dan tidak melakukan aksi provokatif apapun pasca terjadi saling tembak pada Kamis kemarin. Seruan serupa juga disampaikan oleh Jepang kepada Korut. 

Di area kompleks industri yang dikelola bersama Korsel dan Korut, situasinya kian genting. Juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Jeong Joon-hee yang menangani isu antar Korea menyebut mereka terpaksa tetap mengoperasikan kawasan industri Kaesong dengan personel terbatas. 

"Saat ini situasinya sangat genting. Di satu sisi kami tetap perlu untuk mengoperasikan kawasan industri Kaesong tetapi, sementara di sisi lainnya, jumlah personil sangat minim," kata Jeong. 

Menurut pengamat dari organisasi International Crisis Group, Daniel Pinkston, ini merupakan momentum yang buruk bagi Korut jika ingin berperang.

Sebab, saat ini sedang terdapat pasukan AS dalam jumlah besar. Militer kedua negara pada Senin pekan depan akan mulai untuk melakukan latihan bersama. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya