Aksi Heroik Tentara AS Lumpuhkan Penembak di Kereta Cepat

Tiga pahlawan yang membantu melumpuhkan pelaku penembakan
Sumber :
  • REUTERS/Pascal Rossignol
VIVA.co.id
Lima Pantai Terbaik di Prancis
- Aksi teror yang terjadi di atas kereta cepat Thalys bisa dicegah lebih buruk berkat bantuan dua pasukan Amerika Serikat. Salah satu di antara warga AS itu ikut terluka dan menjadi korban penembakan. 

Hollande Adakan Pertemuan dengan Pemuka Agama
Dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 21 Agustus 2015, dua warga AS itu baru saja pulang usai bertugas dari Afghanistan. Mereka diketahui bernama Alek Skarlatos dan Anthony Sadle. 

Belgia Ungkap Pengakuan Sebenarnya Pelaku Bom Brussels
"Saya baru saja kembali dari Afghanistan pada bulan lalu dan ini merupakan liburan saya dari Afghanistan," ujar Skarlatos yang merupakan anggota pasukan garda nasional dari Oregon. 

Skarlatos terluka karena dia bergumul melawan si pelaku. Namun, pada akhirnya dia bisa melumpuhkan tersangka. 

Skarlatos dan Sadle mulai curiga terhadap pelaku, karena mereka mendengar pelaku memasukkan peluru ke dalam senjata otomatis Kalashnikov AK-47 di toilet. Ketika dikonfirmasi, pelaku melawan dan melepaskan tembakan. Dia juga sempat menusuk korban lainnya. 

Aktor Prancis, Jean-Hugues Anglade, juga ikut terluka karena memecahkan alarm untuk menginformasikan masinis terjadi baku tembak di dalam kabin kereta. 

"Terdapat darah di tubuh dua orang. Satu di antara mereka terluka di bagian mata. Sementara, korban kedua yang berusia 30 tahun terluka di bagian bahu dan telah diberikan perban. Kedua pria itu sekarang sudah dibawa oleh petugas medis," ujar seorang saksi mata bernama Nicholas Martinage. 

Gedung Putih mengatakan Presiden AS, Barack Obama telah mengetahui kejadian itu. Dia turut mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada dua tentara AS atas keberanian dan pemikiran yang cepat di atas kereta Thalys. 

"Presiden mengucapkan rasa syukur yang mendalam atas keberanian dan pemikiran cepat beberapa penumpang, termasuk anggota pasukan AS yang secara sadar membekuk pelaku," ujar perwakilan Gedung Putih dalam sebuah pernyataan. 

Media Spanyol, El Pais, mengatakan pelaku berusia 26 tahun dan berasal dari Maroko. Identitasnya diketahui bernama Ayoub el-Qahzzani. 

Pelaku diketahui baru saja kembali dari Suriah sebelum ke Eropa untuk beraksi.  
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya