Didemo Ribuan Warga Malaysia, Najib Razak Sulit Dilengserkan

Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak
Sumber :
  • REUTERS/Ahim Rani
VIVA.co.id
Malaysia Bangun Pusat Komunikasi Anti Teroris
- Demo besar-besaran sedang berlangsung di Malaysia. Masyarakat yang mengatasnamakan gerakan "Bersih 4.0" menuntut Perdana Menteri Malaysia Najib Razak untuk mundur dari jabatannya, karena diduga terlibat korupsi.

PM Najib Sebut Keragaman Jadi Kekuatan ASEAN

Meski didemo oleh ribuan masyarakat, Najib tampaknya sulit untuk dilengserkan dari jabatannya itu. Hal itu disampaikan oleh pemimpin oposisi Fariz Musa, dimana ia pernah berhadapan langsung dengan Najib pada pemilu 2013 lalu.
Pertemuan Jokowi-Najib Bahas Soal Tiga Hal


Fariz mengatakan bahwa suara anggota parlemen yang ada di Pekan, Pehang, Malaysia terdapat kecacatan. Artinya, suaranya sudah tidak lagi murni. Disebutkan Fariz ada 10 ribu suara yang dinilai cacat.


"Ada sebuah basis militer besar dan hampir semuanya pemilih pemula, termasuk tentara yang memberikan suara mereka untuk Najib," ujar dia dikutip
The Malaysia Insider,
Minggu, 30 Agustus 2015.


Selain itu, ia mengungkapkan saat dilakukan pemilihan, para oposisi sulit mengjangkau beberapa wilayah dari skema Lembaga Pembangunan Tanah Federal (FELDA), kawasan perdesaan tertinggal yang dihuni oleh orang suku melayu. Kemudian juga, kesulitan dalam menjangkau warga keturunan Myanmar dan Kamboja.


"Pemukiman FELDA didukungan Barisan Nasional, karena generasi dahulu masih ingat jasa dari ayah Najib (Tun Abdul Razak Hussein)," ungkap dia.


Diketahui, Razak Hussein pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia semenjak tahun 1959 hingga mengembuskan napas terakhirnya di tahun 1976.


Mengenai kehadiran mantan Perdana Menteri Malaysia di era sebelumnya, Mahathir Mohamad, di tengah-tengah demonstran, Fariz menuturkan bahwa hadirnya Mahathir agar meyakinkan konsituen di Pekan untuk tidak memilih Najib di pemilihan umum berikutnya.


"Kami ingin Barisan untuk menang dan Najib kehilangan jabatannya. Jadi, kita semua harus pergi ke Pekan dan meminta anggota parlemen di sana untuk tidak memilih dia (Najib)," ungkap Fariz meniru perkataan Mahathir.


Namun, usaha yang dilakukan Mahathir tampak mustahil tercapai. Pasalnya, dalam pemilihan 2013 lalu, Najib menang dengan jumlah 51.278 suara, sementara Fariz hanya memperoleh 15.665 suara dari total pemilih sebesar 85,6 persen.


"Posisi Najib cukup aman setelah pemilihan umum tahun 1999 dari perkampungan militer, dimana sebelumnya dibawah Parlemen Kuantan," kata dia.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya