Sumber :
- REUTERS/Mary McCartney/Copyright: Her Majesty Queen Elizabeth II/Handout via Reuters
VIVA.co.id
- Ratu Elizabeth II pada Rabu resmi dinobatkan menjadi Ratu terlama yang pernah memimpin Inggris. Kantor berita
Reuters
melansir, sang Ratu akan melampaui rekor yang pernah dibuat oleh nenek buyutnya, Ratu Victoria, yakni 63 tahun, 7 bulan, 2 hari, 16 jam, dan 23 menit.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
6-2-1952: Ratu Elizabeth II Naik Takhta
BBC edisi Rabu, 9 September 2015 melansir, Ratu Elizabeth II mengucapkan terima kasih atas ucapan dan doa yang menyentuh yang disampaikan untuknya. Ucapan tersebut tidak hanya datang dari Inggris semata, tetapi juga luar Inggris.
Kalimat itu disampaikan Ratu Elizabeth II ketika berbicara di perbatasan Skotlandia. Dengan mengenakan baju berwarna turqoise dan tas tangan berwarna hitam, dia berbicara di hadapan publik yang menantinya.
“Saya bersyukur bisa hidup dan memimpin selama ini. Saya berterima kasih kepada Anda semua dan semua orang yang menonton di rumah serta seluruh dunia atas semua pesan baik yang dikirimkan kepada saya,” kata Ratu yang kini telah berusia 89 tahun itu.
Ratu Elizabeth II menganggap gelar yang diberikan kepadanya adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan, Ratu Elizabeth II adalah "batu stabilitas" yang membawa Inggris ke banyak perubahan. Pemerintahan yang dia pimpin telah berlangsung selama tiga generasi usai Perang Dunia II. Cameron melanjutkan, Ratu Elizabeth II terkenal memberikan pelayanan tanpa pamrih.
Pemimpin sementara Partai Buruh, Harriet Harman, mengatakan, bukan hal berlebihan untuk mengatakan Ratu Elizabeth II dikagumi oleh miliaran orang di seluruh dunia.
Para menteri akan menyerahkan copy dokumen kabinet sejak pertemuan 1952 ketika pemerintahan PM Winston Churchil menyetujui isi pidato pertama Ratu Elizabeth II. Dia mulai dinobatkan sebagai Ratu ketika baru berusia 25 tahun. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kalimat itu disampaikan Ratu Elizabeth II ketika berbicara di perbatasan Skotlandia. Dengan mengenakan baju berwarna turqoise dan tas tangan berwarna hitam, dia berbicara di hadapan publik yang menantinya.
