Kedutaan Jepang di Jakarta Diancam Diserang ISIS

ISIS rilis video latihan
Sumber :
  • Youtube
VIVA.co.id
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game
- Kelompok militan
Islamic State of Iraq and al Sham
Setiap Tahun Ribuan Mahasiswa Indonesia Belajar ke Jepang
(ISIS) kembali menebar ancaman. Melalui media propaganda daring, Majalah Dabiq, kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu mengancam akan melakukan serangan terhadap 70 negara yang dianggap murtad. 

Ketakutan Paris Hilton Jadi Target ISIS
Dikutip dari laman Al-Arabiya, Jumat, 11 September 2015, salah satu target yang disebut akan diserang oleh ISIS adalah Kedutaan Jepang di Jakarta, Indonesia. 

"Sebagai contoh, mencegah (seorang anggota militan) untuk menyasar masyarakat yang berada di Dearborn, Michigan, Los Angeles, dan New York? Atau menyasar misi diplomatik Panama di Jakarta, Doha, dan Dubai? Atau membidik misi diplomatik Jepang di Bosnia, Malaysia dan Indonesia? Atau menyerang diplomat Saudi di Tirana (Albania), Sarajevo (Bosnia) dan Pristina (Kosovo)?" tulis mereka. 

Jepang pun tak ingin kecolongan terhadap serangan itu. Maka Pemerintah Negeri Sakura telah memerintahkan untuk memperketat seluruh keamanan di gedung kedutaan mereka di seluruh dunia.

Juru bicara pemerintah, Yoshihide Suga mengatakan kepada media di Tokyo, keamanan yang ketat telah diberlakukan terhadap 200 misi diplomatik di seluruh dunia. 

"Kami mengetahui terhadap ancaman itu dan bekerja sama dengan negara tuan rumah tempat misi diplomatik kami berada. Keamanan juga telah diperketat," kata Yoshihide. 

Namun, dia tidak menjelaskan langkah apa saja yang diambil untuk mencegah seandainya serangan itu benar dilakukan. 

Sementara itu, juru bicara Kedutaan Jepang di Jakarta, Erika Nakano, mengatakan gedung kedutaan telah dilengkapi dengan pengamanan yang sangat ketat. Kegiatan di kedutaan pun berjalan seperti biasa. 

"Kami baik-baik saja dan memiliki hubungan yang baik dengan polisi di Jakarta. Hanya itu saja yang bisa saya sampaikan kepada Anda," kata Erika. 

Sebelumnya, dua warga Jepang, ikut menjadi korban eksekusi kejam ISIS. Kelompok militan itu mengeksekusi keduanya lantaran, uang tebusan senilai US$200 juta atau setara Rp2,8 trilun tidak dipenuhi. 

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengutuk eksekusi dua warganya yang tak bersalah. Kendati begitu, hingga saat ini, Jepang belum memutuskan untuk ikut bergabung dengan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat untuk memberantas ISIS. 

Padahal, Abe telah mengajukan amandemen mengenai peran militer Jepang yang memungkinkan mereka lebih aktif dalam mengerahkan pasukan ke luar Negeri Sakura. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya