Kudeta, Paspampres Culik Presiden Burkina Faso

Massa berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan Burkina Faso
Sumber :
  • REUTERS/Joe Penney
VIVA.co.id
PBB Minta Indonesia Moratorium Hukuman Mati
- Burkina Faso dikepung tragedi politik. Pada hari ini Kepala Pasukan Pengaman Presiden, Letnan Kolonel Mamadou Bamba muncul di televisi dan mengumumkan adanya kudeta di Burkina Faso.

Tentara Israel Terang-terangan Bakar Bendera Palestina
Diberitakan stasiun Channel News Asia, Kamis, 17 September 2015, Bamba menyebut Dewan Demokratik Nasional telah mengakhiri rezim transisi yang mereka sebut tidak jelas. Sehari sebelumnya, mantan Paspamres (RSP) yang terkait mantan Presiden Blaise Compaore, telah menculik Presiden sementara, Michel Kafando, Perdana Menteri Isaac Zida dan dua Menteri.

6-4-1994: Pembantaian Etnis di Rwanda
Zida diketahui pernah menjadi bagian dari pasukan pengamanan Presiden (RSP), sebelum dia menggulingkan Compaore usai digelar unjuk rasa di jalan-jalan selama beberapa hari pada Oktober 2014. Para pejabat penting itu diculik ketika sedang digelar sidang kabinet di gedung parlemenpada pukul 14.30 waktu setempat. 

Penculikan itu dibenarkan oleh Ketua Parlemen sementara, Cheriff Sy melalui siaran radio bernama Radio France Internationale (RFI). Dalam siaran itu dia menyerukan rakyat agar segera bertindak dan tidak tinggal diam. Menurut dia, penahanan Presiden dan PM merupakan sebuah serangan serius kepada negara. 

"Saya menyerukan kepada semua patriot untuk mengerahkan massa untuk mempertahankan Tanah Air," kata Sy. 

Selain disiarkan oleh RFI, seruan itu juga bisa didengar di stasiun radio swasta, Omega. Namun, siaran tersebut langsung dihentikan oleh anggota paspamres. Pemilik stasiun radio Omega, Alpha Barry mengatakan, pasukan paspamres mengancam akan membunuh stafnya jika mereka tidak berhenti menyiarkan seruan tersebut. 

Namun, rakyat mendengarkan suara Sy dan turun ke jalan di ibukota Ouagadougou. Mereka menuntut agar Presiden dan PM segera dibebaskan. 

Mereka berkumpul dan menyuarakan aspirasi di Lapangan Revolusi. Namun, dalam unjuk rasa hari ini pasukan militer mulai bersikap keras dengan melepaskan tembakan ke udara. 

Protes juga disampaikan oleh berbagai pemimpin dunia. Dewan Keamanan PBB dan Uni Eropa mengecam aksi kudeta. Mereka juga meminta agar pemimpin transisi itu segera dibebaskan. Sementara, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon turut mengekspresikan kemarahannya. 

Begitu pula dengan Presiden Prancis, Francois Hollande. Sebagai negara yang pernah menjajah Burkina Faso, Hollande menyerukan agar ketertiban politik di negara tersebut kembali dipulihkan. 

Sementara, organisasi Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat dan Kesatuan Afrika (ECOWAS) turut menuntut agar sandera segera dibebaskan tanpa ada syarat apa pun. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya