Muslim Amerika Serukan Ben Carson Mundur Jadi Capres

Ben Carson
Sumber :
  • thehill.com
VIVA.co.id
50 Ahli Keamanan AS Tolak Pilih Trump
- Kelompok Muslim Amerika Serikat mengaku frustasi, gusar dan geram usai menyaksikan kampanye yang dilakukan dua bakal calon dari Partai Republik, Donald Trump dan Ben Carson. Menurut mereka, pernyataan yang dilontarkan keduanya saat kampanye justru menimbulkan kembali Islamofobia di Negeri Paman Sam. 

Hollande Sebut Trump Memuakkan
Stasiun berita Channel News Asia, Selasa, 22 September 2015 melansir, Trump dalam kampanyenya justru absen mengoreksi pernyataan salah satu pendukung yang menyebut Presiden Barack Obama seorang Muslim. Sementara, Carson mengatakan umat Muslim tidak sesuai menjadi Presiden AS selanjutnya. Keduanya berpikir dengan cara itu, bisa mendulang suara dari para pendukung, agar jalan mereka ke Gedung Putih bisa mulus. 

Donald Trump Stres Dengar Tangis Bayi Saat Pidato

Ketegangan itu sudah terasa di Institut Islam di daerah Orange. Bahkan, Islamofobia di sana sudah terlihat khususnya pasca kejadian teror 11 September 2001. Warga menyebut umat Muslim sebagai pengecut dan bukan bagian dari Amerika. 

Kondisi itu dikhawatirkan bisa bertambah parah bagi 2,8 juta umat Muslim di AS saat kampanye Presiden. 

"Sudah cukup menyulitkan bagi seseorang yang maju menjadi Presiden lalu membuat klaim tersebut," ujar warga Amerika keturunan Palestina, Zuhair Shaath mengenai pernyataan Carson. 

Sementara, di kawasan Anaheim yang dijuluki sebagai "Little Arabia", seorang warga bernama Abdallah Soueidan mengatakan komentar seperti itu tidak bisa dihindarkan. 

"Mereka justru kian bertambah parah," kata Soueidan yang pindah dari Lebanon 37 tahun lalu. 

Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika dan Islam, Nihad Awad, menyerukan kepada Carson agar mundur dari kampanye sebagai Presiden karena dia dianggap tidak sesuai untuk memimpin. Selain itu, pandangannya dianggap tidak sesuai dengan konstitusi AS. 

Sementara, seorang pemain bola basket di universitas, Radwan, mengaku heran dengan pernyataan Carson. 

"Saya tidak tahu apakah kandidat Presiden harus mengatakan sesuatu seperti itu. Hal tersebut tidak terlihat Amerika sama sekali," kata dia. 

Sementara, seorang mahasiswa di Universitas Tech Texas, Saba Nafees, mengaku komentar Carson sangat ironis. 

"Apa yang dimunculkan di media adalah ekstrimisme. Itulah yang selama ini membuat Islam kerap disalah artikan," ujar Nafees. 

Sementara, pada Senin kemarin, Carson membela pernyataanya dan berdalih tidak pernah melarang umat Muslim maju menjadi Presiden. Dia menjelaskan, tidak akan pernah mendukung orang itu menjadi seorang pemimpin. Kemudian, pernyataannya diubah, menjadi mempersilakan kandidat Muslim moderat untuk maju menjadi Presiden. 

Tetapi, dia akan menolak kandidat yang berasal dari kaum Islam radikal. Sikap serupa juga ditunjukkan Trump. Dia mengatakan, tidak perlu mengklarifikasi pernyataan pendukungnya. 

Daripada membela Obama, menurut Trump, isu yang lebih besar adalah bagaimana melihat Obama memperlakukan warga Kristiani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya