- newindianexpress.com
VIVA.co.id - Tragedi Mina di Arab Saudi meninggalkan duka yang sangat mendalam untuk para keluarga korban serta Pemerintah Arab Saudi.
Lebih dari 700 jemaah meniggal dunia sementara 800 lainnya mengalami luka-luka dan hingga saat ini masih harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Abdullah Lotfy (44), salah seorang jemaah asal Mesir yang selamat dari insiden mengerikan itu menceritakan pengalamannya kepada CBC. Ia mengatakan, melihat adanya dua arus manusia yang saling berhadapan.
“Saya melihat seseorang tersandung seorang yang menggunakan kursi roda dan menyebabkan banyak orang lainnya jatuh. Orang-orang saat itu saling memanjat tubuh satu sama lain hanya untuk bernafas. Hal itu seperti ombak, anda maju dan tiba-tiba Anda sudah ada lagi di belakang,” kata Lotfy.
Ia mengatakan adanya dua arus peziarah seperti saat itu tidak bisa terjadi dan belum pernah terjadi sebelumnya. “Tidak ada persiapan dan pengaturan dari para pejabat terkait,” ujar Lotfy.
"Saya melihat ada mayat di depan saya serta banyak orang lain yang terluka dan menderita,” kata Ahmed Abu Bakr (45 tahun), jemaah asal Libya yang berhasil kabur dari lokasi kejadian bersama ibunya.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan, terjadinya kerusuhan pada hari Kamis, 24 September 2015, sementara diduga adanya dua gelombang peziarah yang bertemu di persimpangan.
Sementara itu, juru bicara kementerian, Mayjen Mansour al-Turki, mengatakan suhu tinggi dan kelelahan para peziarah juga mungkin faktor dalam bencana.
Dia mengatakan tidak ada indikasi bahwa pihak berwenang yang harus disalahkan untuk peristiwa tersebut.
"Sayangnya, insiden ini terjadi dalam sekejap," kata Mansour seperti dikutip dari CBC.ca, Jumat, 24 September 2015.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Raja Salman telah menyampaikan duka cita kepada para korban. Raja juga meminta pembentukan sebuah komite untuk menyelidiki insiden tersebut. (ase)
Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Soal Dana Haji
Uang itu tak boleh digunakan sembarangan.
