Obama: Jika Mau Kalahkan ISIS, Assad Harus Mundur

Presiden Barack Obama memimpin sidang koalisi terorisme
Sumber :
  • REUTERS/Shannon Stapleton

VIVA.co.id - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, pada Selasa malam kemarin, 30 September 2015, menggelar sidang para pemimpin tinggi negara anggota PBB untuk membahas cara mengatasi tindak kekerasan dan ekstrimisme.

Jet Rusia Jatuhkan Bom di Suriah, 10 Warga Terluka

Dalam forum itu, Obama menyerukan agar Suriah segera memiliki pemimpin baru agar bisa mengalahkan kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS). 

Stasiun berita Channel News Asia, Selasa, 29 September 2015 melansir Negeri Paman Sam sudah sejak lama bersikeras agar Bashar al-Assad harus turun jabatan sebagai Presiden Suriah.
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Tetapi, dalam pidatonya, Obama tidak secara spesifik mengatakan apakah Assad boleh ikut serta dalam sebuah transisi di pemerintahan sementara. 
Kisah Haru Atlet Olimpiade Nyaris Mati Menolong Pengungsi

"Di Suriah, jika ingin mengalahkan ISIS, maka membutuhkan, saya yakin, seorang pemimpin baru," kata Obama di hadapan sekitar 100 orang pemimpin dunia. 

Obama menggelar sebuah pertemuan anti-terorisme di PBB usai satu tahun perang melawan para pejuang ISIS di Irak dan Suriah.

Di pertemuan tingkat tinggi, Obama mengatakan AS siap bekerja sama dengan Rusia dan Iran untuk mencari sebuah mekanisme yang memungkinkan untuk sebuah proses transisi. 

Namun, pernyataan tersebut tidak tercermin ketika menggelar pertemuan khusus membahas ISIS pada Selasa malam kemarin. Sementara itu, Obama mengatakan ISIS telah kehilangan hampir sepertiga area yang kini berada di Irak dan telah dipukul mundur dari area perbatasan dengan Turki. 

Obama menekankan jalur militer saja tidak akan cukup. Koalisi harus juga mengatasi situasi yang menyebabkan radikalisme ISIS terus berkembang. 

Dalam pertemuan itu, Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi menyerukan adanya bantuan internasional untuk berperang melawan anggota ISIS. Bantuan itu diminta Irak, khususnya setelah kota Mosul jatuh ke ISIS pada bulan Juni. 

Rusia hanya mengirimkan utusan tetap mereka di PBB, Vitaly Churkin dalam pertemuan tersebut. Hal tersebut seolah menunjukkan ketidaksetujuan Rusia terhadap pertemuan itu. 

Bahkan, Churkin berpendapat permintaan Obama dianggap menghina, khususnya di lokasi yang juga terdapat Sekretaris Jenderal PBB. 

"Mereka benar-benar meremehkan upaya PBB dalam upaya ini," kata Churkin. 

Pada Rabu malam nanti, giliran Rusia yang akan menggelar sebuah pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB untuk membahas isu serupa. Sementara itu, Iran tidak diundang dalam pertemuan yang digelar Obama.

Padahal, mereka dianggap memainkan sebuah peranan penting dalam berperang melawan ISIS. Mereka menyediakan penasihat militer, senjata dan pelatih.  (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya