RI Makin Lengket dengan China, Dubes AS: Kami Tak Khawatir

Sumber :
  • US Embassy Jakarta
VIVA.co.id
Reuters Klarifikasi Berita Rini Soal Kasus Korupsi China
- Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O. Blake, Jr. mengaku tidak khawatir dengan pemberitaan kian lengketnya hubungan RI dengan Tiongkok. Persepsi itu terbentuk, karena akhirnya RI bersedia meneken proyek pembangunan jalur kereta cepat dari Negeri Tirai Bambu.

Brudirect Klarifikasi Berita Rini di Kasus Korupsi China
Ditemui di gedung Kedutaan AS di kawasan Jakarta Pusat dalam pertemuan media terbatas, termasuk dengan VIVA.co.id pada Rabu, 21 Oktober 2015, Blake mengatakan tidak yakin dengan pemberitaan itu. Sebab, berdasarkan informasi yang dia peroleh dan pembicaraan dengan beberapa Menteri kunci di bidang perekonomian, justru RI tidak ingin bergantung terlalu banyak dengan Tiongkok. Oleh sebab itu, RI akan menjalin hubungan kerja sama dengan negara mana pun, baik itu Jepang, AS, dan Korea Selatan.

Cinta Tanah Air, Diaspora Indonesia di Houston Galang Dana
"Kami mendengar dari komisi pemerintahan tinggi di Indonesia, bahwa pemerintah menginginkan adanya kesimbangan antara investor dari berbagai negara. Lagipula, AS tidak berniat untuk membuat Tiongkok kesal, karena mereka mitra penting untuk kami," kata Blake.

Prinsip serupa, ujar Blake juga berlaku untuk kerja sama di bidang militer. RI diyakini akan menjalin kerja sama yang erat secara militer dengan negara-negara lain.

Kedekatan RI dengan Tiongkok sudah terlihat saat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar pada bulan April lalu. Saat itu, Presiden Tiongkok, Xi Jinping menghadiri langsung pembukaan KAA di Jakarta dan napak tilas di Bandung.

Saat menggelar makan malam, warna baju batik Presiden Joko Widodo dan Xi Jinping terlihat senada. Walaupun, Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika itu menepis anggapan warna batik senada menandakan kian lengketnya Tiongkok dan Indonesia.


Prediksi itu kian menjadi kenyataan, ketika dalam proyek jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dimenangkan oleh Tiongkok. Walau proyek kereta cepat sempat dibatalkan Jokowi, namun usai melihat proposal Tiongkok, RI akhirnya setuju.


Menurut kantor berita Reuters, alasan RI setuju terhadap revisi proposal Tiongkok, yakni di dalam proposal itu tertulis kesediaan Tiongkok menyediakan pinjaman senilai US$5 miliar atau setara Rp73 triliun tanpa meminta jaminan dari Pemerintah Indonesia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya