Istri Kopilot Ungkap Kondisi Pesawat Sebelum Jatuh

Pesawat Rusia jatuh
Sumber :
  • Reuter/Peter Kovalev
VIVA.co.id
Mekanik Mesir Dituding Jadi Tersangka Jatuhnya Pesawat Rusia
- Penyebab jatuhnya pesawat milik Rusia, Kogalymavia, di Semenajung Sinai, Mesir masih simpang siur. Perdana Menteri Mesir Ismail Sharif menduga, pesawat itu jatuh akibat kesalahan teknis bukan karena ulah kelompok ISIS.

Mesir Bantah Jatuhnya Pesawat Airbus Rusia karena Aksi Teror

Dugaan Sharif itu, diperkuat dengan laporang seorang pejabat Mesir yang menyatakan bahwa, sebelum pesawat hilang kontak dengan pengendali lalu lintas udara. Pilot sempat mengabarkan, pesawat mengalami masalah teknis dan ia berniat untuk mencoba melakukan pendaratan darurat di bandara terdekat.
Rusia Siap Selidiki Kotak Hitam Pesawat yang Ditembak Turki


Selain itu, seperti dilansir
BBC
, Minggu 1 November 2015,  Pejabat berwenang Rusia sejak pesawat itu jatuh telah mengumumkan bahwa mereka telah membuka penyelidikan atas kelalaian dan pelanggaran berat yang mungkin menjadi penyebab kecelakaan itu terjadi.


Komite Investigasi Rusia, menyatakan sedang mewawancarai karyawan maskapai dan menyelidiki kualitas bahan bakar yang digunakan oleh maskapai.


Pengakuan istri kopliot


Sementara itu, salah satu stasiun televisi nasional Rusia, NTV, menayangkan pengakuan istri kopilot pesawat Rusia, Natalya Trukhacheva.


Sebelum pesawat itu jatuh, kopilot sempat mengatakan pada istrinya tentang kondisi pesawat.


"Dia mengeluh sebelum penerbangan, bahwa kondisi teknis pesawat banyak yang harus diinginkan," ujar istri Sergei Trukachev.


Peneliti Rusia dan Perancis, telah bergabung dengan penyelidikan yang dipimpin oleh Mesir, bersama dengan para ahli Airbus, yang berkantor pusat di Perancis. Kini, sebuah kasus pidana telah dibuka terhadap Kogalymavia atas pelanggaran aturan penerbangan dan persiapan penerbangan.


Sementara itu, Juru Bicara Kogalymavia, Oksana Golovin, bersikeras bahwa pesawat yang sudah berusia 18 tahun itu, seratus persen layak terbang. Ia menambahkan bahwa pilot memiliki pengalaman 12 ribu jam terbang.


Pesawat jenis Airbus A-321 tersebut terbang dari resor Sharm el-Sheikh di Semenanjung Sinai menuju St. Petersburgh, pada Sabtu pagi, 31 Oktober 2015, pukul 5.51 waktu setempat.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya