Sumber :
- REUTERS/Cathal McNaughton
VIVA.co.id
- Pemilu Myanmar tinggal menghitung hasil akhir. Meskipun banyak yang memprediksi partai pimpinan Aung San Suu Kyi, National League for Democracy (NLD) akan memenangkan pemilu, namun wanita itu ternyata tidak bisa maju menjadi Presiden.
Dalam konstitusi yang disusun pemerintahan militer Myanmar, Suu Kyi memang telah dilarang untuk menjadi Presiden. Oleh karena itu, meski menang, dia harus mencari kandidat lain dalam partai untuk menjadi presiden Myanmar.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Nobel Perdamaian Suu Kyi Diserukan untuk Dicabut
Dalam konstitusi yang disusun pemerintahan militer Myanmar, Suu Kyi memang telah dilarang untuk menjadi Presiden. Oleh karena itu, meski menang, dia harus mencari kandidat lain dalam partai untuk menjadi presiden Myanmar.
Baca Juga :
Suu Kyi: Saya Tak Tahu Bakal Diwawancara Muslim
"Jika NLD menang saya akan memilih presidennya. Ini hanya sekedar untuk mematuhi konstitusi. Namun tetap saya yang akan berada 'di atas' presiden tersebut," ujar Suu Kyi, seperti dikutip dari
Channel News Asia
, Selasa, 10 November 2015.
Maksud dari pernyataan tersebut, Suu Kyi akan menjadi orang yang mengarahkan presiden terpilih karena dia adalah pemimpin tertinggi partai yang memenangkan pemilu. Oleh karena itu, presiden yang dipilih harus mengerti semua instruksi yang berasal darinya.
Meskipun semua instruksi untuk menjalankan pemerintahan berasal darinya, dia memastikan jika hal ini tidak akan mempengaruhi operasional pemerintahan Myanmar.
Saat ini lebih dari 30 juta warga Myanmar, termasuk yang berada di luar negeri, telah menggunakan hak pilihnya. NLD menargetkan pemenangan 67 persen kursi legislatif nasional. Jika terpenuhi, mereka bisa dengan mudah memilih presiden dan membentuk pemerintahan baru.
Hasil sementara menunjukkan NLD baru memenangkan 49 kursi, termasuk 24 kursi di Yangon dan 10 di Kota Mandalay. (ase)
Halaman Selanjutnya
"Jika NLD menang saya akan memilih presidennya. Ini hanya sekedar untuk mematuhi konstitusi. Namun tetap saya yang akan berada 'di atas' presiden tersebut," ujar Suu Kyi, seperti dikutip dari
