Pura-pura Mati, Dua Orang Ini Selamat dari Tragedi Paris

Salah satu korban aksi teror di Paris, Prancis.
Sumber :
  • REUTERS/Philippe Wojazer

VIVA.co.id - Seorang mahasiswa pascasarjana asal Afrika Selatan, Isobel Bowdery, selamat dari tragedi penembakan dan bom bunuh diri di Paris, Prancis.

Timnas Jerman Siap Jika Harus Bermain Tanpa Penonton

Wanita berusia 22 tahun itu mengaku selamat dari aksi kejam yang dilakukan para pria berpakaian hitam dengan senjata AK-47 itu setelah dia pura-pura mati dan terlentang bersama puluhan jasad yang ditembak sebelumnya.

Dalam keterangannya seperti dilansir Daily Mail, Minggu, 15 November 2015, Bowdery mengaku hal itu ia lakukan selama kurang lebih satu jam, sebelum akhirnya situasi aman dan ia bisa melarikan diri. Saat kejadian, Bowdery memang tengah berada di dalam gedung pertunjungan konser musik di Bataclan.

Pengacara Tersangka Teroris Paris Tolak Ekstradisi

"Puluhan orang ditembak tepat di depan (mata) saya. Kolam darah memenuhi lantai. Saat itu saya panik. Kemudian saya berbaring berpura-pura mati. Saat itu, yang ada di pikiran saya cuma menunggu peluru yang bakal bersarang di tubuh saya. Saat itulah saya teringat semua wajah orang-orang yang saya cintai," ujarnya dalam posting-an di akun media sosial miliknya.

Untuk memuluskan rencana, Bowdery mengaku mengambil beberapa gerakan ringan dengan membasuh darah yang ada di lantai ke pakaian yang dia kenakan. Dengan harapan, orang-orang kejam yang melakukan penembakan menganggap dirinya sudah mati.

Pelaku Serangan Paris Dijatuhi Hukuman Hari Ini

Bowdery mengaku, dirinya tak menyangka jika ISIS berada di balik penyerangan tersebut. Saat kejadian, ia hanya mengira orang-orang bersenjata itu merupakan golongan kelompok metal yang stres. Sampai akhirnya ia melihat orang-orang bersenjata itu melesatkan beberapa tembakan ke arah kerumunan, dan 80 orang tewas pada acara tersebut.

Hal senada juga disampaikan Anthony, seorang penonton konser yang selamat dalam penembakan brutal di Bataclan. Ia mengaku pura-pura mati dan terlentang bersama tumpukan jasad orang-orang yang tak dikenalnya.

"Saya sedang menunggu tembakan fatal, dan saya benar-benar melakukan cara agar tak terlihat mereka (penyerang)," kata Anthony.

Keajaiban dikatakannya datang setelah ada seseorang yang berteriak jika para penyerang sudah pergi. "Aku menyelinap di genangan darah kental. Kami merangkak, kami memanjat orang (jasad) sebelum akhirnya benar-benar berlari."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya