Cerita Menegangkan Para Korban Selamat Tragedi Paris

Salah satu korban aksi teror di Paris, Prancis.
Sumber :
  • REUTERS/Philippe Wojazer

VIVA.co.id - Kepanikan dirasakan sejumlah warga Prancis, terutama yang berada di enam titik serangan tembakan dan ledakan bunuh diri di kota mode itu, Jumat malam, 13 November 2015, waktu setempat.

Salah satu warga yang dilanda kepanikan sangat yakni seorang wanita hamil yang ikut menonton konser musik metal di Gedung Bataclon. Seorang wanita yang tak diketahui namanya itu mengaku sangat panik dan takut terbunuh hingga akhirnya memilih hendak melompat dari atas gedung.

Tetapi, merasa hal itu akan membuat fatal dirinya, ia kemudian bergelantungan di jendela gedung sebelum akhirnya merasa kesulitan dan putus asa.

Pengacara Tersangka Teroris Paris Tolak Ekstradisi

Diketahui, Gedung Bataclon merupakan titik paling banyak korban tewas dalam tragedi penyerangan Paris. Saat itu, tercatat ada sekira 1.500 orang yang tengah berada di dalam gedung, dan 83 di antaranya tewas di tempat.

"Tolong-tolong, aku hamil, aku hamil. Apa yang harus aku lakukan," ujar wanita yang bergelantungan di jendela Gedung Bataclon, seperti dilansir Mirror, Minggu, 15 November 2015.

Beruntung, rintihan wanita itu pun berhasil didengar seseorang dan akhirnya memberikan pertolongan terhadap wanita berbadan dua tersebut. Wanita itu kemudian digiring ke tempat yang aman dari para penyerang.

Cerita menegangkan juga disampaikan Helen Wilson, salah seorang wanita yang selamat dari peristiwa tersebut. Saat kejadian, ia mengaku tengah menonton konser musik metal.

Semua dikatakannya berubah setelah beberapa orang dengan senjata laras panjang menembak secara membabi buta ke arah penonton.

"Mereka terus menembak, dan setiap kali ada yang mencoba keluar, selalu saja ada tembakan. Terus menembak," kata dia.

Dalam catatannya, ada empat orang penyerang yang melancarkan tembakan dengan senapan Kalashnikov ke arah kerumunan 1.500 penonton.

Sementara itu, menurut pengakuan pembalap Inggris Hanna Corbett (21 tahun) yang berada di lokasi, ia mengaku melihat detik-detik mendebarkan itu bersama seorang temannya asal Australia, Jack Konda.

"(Peristiwa) itu (terjadi) menjelang akhir pertunjukan. Kami awalnya mengira itu petasan dan merupakan bagian dari pertunjukan. Namun, saya melihat penyanyi turun dan berlari, dan lampu tak lama menyala. Tembakan terus terjadi," kata dia.

Pernyataan memilukan juga disampaikan Hanna, dari St Albans. Setelah musik berhenti karena deru mesin tembakan yang terus melesat, banyak penonton kemudian jatuh ke lantai. Ia pun berusaha demikian, berharap dirinya dianggap telah mati oleh para penyerang itu.

"Setelah musik berhenti, suasana benar-benar hening di antara suara tembakan yang tersisa, dan aku bisa melihat darah mengalir deras di lantai. Orang-orang saling membantu memeluk satu dengan lainnya, itu sangat memilukan," tuturnya.

"Beberapa orang berhasil merangkak keluar, tapi ada juga yang tak berhasil merangkak karena ditembak. Kami seperti tak sadar dengan apa yang terjadi saat itu. Yang pasti saat itu di pikiran kami cuma selamat dari tragedi mengerikan ini," kata Hanna. (ase)

Pelaku Serangan Paris Dijatuhi Hukuman Hari Ini
Timnas Jerman dalam sesi latihan.

Timnas Jerman Siap Jika Harus Bermain Tanpa Penonton

Ada ide pertandingan di Piala Eropa 2016 dilakukan secara tertutup.

img_title
VIVA.co.id
24 Maret 2016