Ini Bom yang Diduga Meledak di Pesawat Penumpang Rusia

Bom di pesawat Rusia
Sumber :
  • REUTERS/Handout

VIVA.co.id - Majalah propaganda kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS), Dabiq pada Rabu kemarin merilis foto yang diklaim sebagai alat peledak pesawat Metrojet 9268 Rusia yang jatuh pada akhir Oktober lalu.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Dalam foto tersebut terlihat sebuah kaleng minuman ringan dengan merek Schweppes berwarna emas, detonator dan sekering yang diletakkan dengan warna latar biru. 


ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS
Kantor berita Reuters, Rabu, 18 November 2015 melansir selain foto alat peledak, Dabiq juga menampilkan sebuah foto berisi paspor penumpang asal Rusia yang tewas dalam tragedi itu. ISIS menyebut paspor itu diambil oleh para mujahid. Namun, hingga saat ini, belum bisa dipastikan keaslian dokumen itu. 

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
Dalam majalah itu, ISIS juga menyebut semula ingin membidik pesawat jet negara tertentu yang masuk ke dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk membombardir Suriah. Tetapi, kemudian fokus sasaran mereka berubah menjadi pesawat Rusia. 

Kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu menyebut alasan menyasar pesawat Rusia, karena Moskow ikut terlibat dalam perang memberantas ISIS di Suriah. 

"Orang-orang tak beriman dari timur dan barat berpikir mereka aman di dalam pesawat, sementara dengan pengecutnya, mereka membombardir kaum Muslim di kekhalifan. Maka, aksi pembalasan dendam sengaja ditujukan bagi mereka yang merasa aman di dalam ruang kokpit," tulis ISIS. 

Mereka menyebut aksi itu sengaja dilakukan untuk menunjukkan kepada Rusia dan negara sekutu mana pun, aksi militer mereka hanya akan membawa bencana. Di saat mereka membunuh ISIS, maka warga negara tersebut juga akan dibunuh. Semua itu atas restu Tuhan. 

Sementara, laman Dailymail melansir, bom yang menyebabkan pesawat penumpang jenis Airbus A321 itu jatuh, diletakan di kabin utama dan bukan di kompartemen kargo seperti yang selama ini dilaporkan. Informasi itu diperoleh harian Kommersant yang mengutip pernyataan seorang sumber yang tak mau disebut namanya. 

Sumber itu juga menyebut pusat dari ledakan diprediksi berada di depan kabin dekat dengan area ekor pesawat. 

"Berdasarkan hasil penyelidikan awal, bom itu bisa saja diletakan di bawah tempat duduk penumpang yang berada di samping jendela. Sebab, dengan begitu maka akan memicu turunnya tekanan udara di dalam kabin dan bisa menyebabkan terjadinya ledakan," ujar sumber itu. 

Sementara, otoritas Rusia mengakui di dalam kaleng itu, kemungkinan dimasukkan sebanyak 1 kilogram zat peledak jenis TNT, sehingga menyebabkan nyawa 224 penumpang melayang. ISIS menyebut mereka memanfaatkan celah pengamanan di Bandara Internasional Sharm el-Sheikh, sehingga bisa menyelundupkan bom tersebut. 

Bandara tersebut diketahui memang kerap digunakan oleh maskapai budget murah dan pesawat sewaan untuk mengantarkan wisatawan menuju ke resor terdekat di tepi pantai Sinai. Tetapi, pada hari Selasa kemarin, Menteri Dalam Negeri Mesir mengatakan tidak ada informasi mengenai bobolnya pengamanan di bandara. 

Akibat insiden itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin sangat geram. Dia bersumpah akan memburu siapa pun orang yang bertanggung jawab atas meledaknya pesawat. Bahkan, dia turut memberikan imbalan senilai US$50 juta atau setara Rp687 miliar bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi mengenai dalang di balik peledakan pesawat. 

"Kami akan menemukan mereka di mana pun di planet ini dan menghukumnya," tegas Putin. 

Kendati Rusia pada akhirnya mengakui pesawat Metrojet 9268 jatuh akibat bom, tetapi, Pemerintah Mesir secara resmi belum menyampaikan penyebab resmi pesawat jatuh. Mereka meminta kepada semua pihak agar menanti hasil penyelidikan resmi yang dilakukan tim Mesir. 

Pemerintah Mesir juga mengatakan akan mempertimbangkan temuan Rusia, tetapi hingga saat ini belum menemukan bukti tindak kriminal apa pun yang menyebabkan tragedi itu. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya