Hadapi China, AS Obral Bantuan Militer ke Asia Tenggara

Barack Obama dan Benigno Aquino
Sumber :
  • REUTERS/Erik de Castro
VIVA.co.id
- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, pada Selasa kemarin, 17 November 2015, menawarkan bantuan militer kepada beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Bantuan itu diberikan karena khawatir terhadap upaya Tiongkok yang ingin mengendalikan Laut Tiongkok Selatan. 

Stasiun berita Channel News Asia, Rabu, 18 November 2015, melansir total bantuan yang diberikan oleh Negeri Paman Sam mencapai US$250 juta atau setara Rp3,4 triliun. Filipina menjadi negara penerima terbesar yakni, US$79 juta atau setara Rp1 triliun. 

Selain memperoleh bantuan dalam bentuk uang tunai, Filipina juga memperoleh kapal militer baru untuk memperkuat kemampuan pasukan penjaga perbatasan melakukan patroli.

Selain itu, Obama menyebut kapal Filipina untuk membantu pemetaan air wilayah perairan mereka. Bagi Amerika Serikat, komitmen hubungan dengan Filipina sangat erat.
Guru Besar AS: RI Mampu Atasi Konflik Laut China Selatan

Bantuan itu disampaikan Obama di atas kapal militer Filipina usai mendarat di Manila pada Selasa kemarin.
Insiden Natuna, Indonesia Harus Protes ke China

AS menawarkan bantuan itu untuk memberi jaminan kepada negara sekutu, untuk tetap berkomitmen mempertahankan keamanan di wilayah perairan Asia Tenggara. Khususnya setelah Tiongkok melakukan reklamasi di sebuah pulau di bagian selatan LTS. 
Hilangkan Korupsi, Layanan untuk Militer China Dihapus

Pembangunan pulau yang dilakukan oleh Tiongkok berada di dekat Filipina, sehingga memicu AS mengerahkan kapal miliyer jenis penghancur dan pembom B-52 ke area tersebut dalam beberapa pekan terakhir. 

Tiongkok hampir saja menanggapi sikap AS itu dengan kemarahan. Mereka bersikeras AS sama sekali tidak memiliki hak untuk terlibat dalam sengketa lahan di LTS. Sebab, dari geografis wilayah tepi pantai AS berada jauh dari LTS.

Sementara itu, Tiongkok kembali menyuarakan pertemuan APEC agar fokus ke isu mengenai perdagangan dan justru tidak diarahkan ke isu lain. 

Di Beijing, Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok, Liu Zhenmin, bahkan telah memperingatkan negara yang mengklaim area di LTS, bahwa mereka bisa saja mengambil alih dan kendali pulau yang telah mereka kuasai. 

"Pemerintah Tiongkok memiliki hak dan kemampuan untuk mengambil alih pulau dan karang yang telah diduduki secara ilegal oleh negara tetangga, tetapi kami tidak melakukan hal itu. Kami memilih untuk menahan diri secara maksimal," ujar Liu.

Selain Filipina, negara lain yang menerima bantuan militer adalah Vietnam sebesar US$40,1 juta yang akan digelontorkan dalam anggaran tahun ini dan tahun depan, Indonesia sebesar US$20 juta (Rp275 miliar) untuk membantu melindungi area maritim, serta Malaysia senilai US$2,5 juta atau setara Rp34 miliar. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya