ISIS Eksekusi Tawanan Asal Norwegia dan China

Korban eksekusi ISIS
Sumber :
  • Twitter/International Business Times
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Kelompok militan
Islamic State of Iraq and al Sham
ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS
(ISIS) kembali mengeksekusi tawanan mereka. Kali ini, tawanan mereka diketahui bernama Ole Johan Grimsgaard asal Norwegia dan Fan Jinghui dari Tiongkok. 

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
Dikutip dari laman International Business Times (IBT), Kamis, 19 November 2015, informasi itu disebar luaskan kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi melalui media propaganda, majalah Dabiq.

Dalam satu halaman, terlihat kedua tawanan terluka akibat ditembak di bagian kepala. Foto memilukan itu muncul di majalah edisi ke-12 dan diikuti kata "eksekusi". 

Foto keduanya dipublikasikan berwarna hitam putih, mata tertutup, mengenakan pakaian narapidana berwarna orange dan penuh darah.

ISIS menyebut Grimsgaard dan Fan sengaja diabaikan oleh pemerintah negara mereka yang kafir. Sebab, kedua pemerintah menolak untuk membayar uang tebusan sesuai tuntutan ISIS. 

Sebelum dieksekusi, keduanya pernah muncul dalam Majalah Dabiq edisi sebelumnya. Di edisi tersebut, terlihat keduanya diiklankan untuk dijual. 

Keduanya dijual ISIS, karena pemerintah Tiongkok dan Norwegia menolak untuk memberikan uang tebusan. 

Dikecam

Aksi keji ISIS terhadap kedua tawanan itu dikecam oleh masing-masing pemerintah. Tiongkok bahkan mengutuk keras aksi tidak berperikemanusiaan yang dilakukan ISIS. 

"Pemerintah Tiongkok sudah pasti akan membawa pelaku tindak kriminal ini ke hadapan hukum. Kami menentang semua bentuk tindak terorisme dan menyerang semua tindak kekerasan yang merendahkan manusia," ujar pernyataan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Tiongkok. 

Jika sebelumnya Tiongkok belum aktif dalam operasi melawan ISIS di Timur Tengah, usai tragedi ini, Beijing berjanji akan memperluas operasi kontra-terorisme bersama komunitas internasional. Presiden Xi Jinping mengatakan terorisme merupakan musuh semua umat manusia. 

"Tiongkok tegas menentang semua jenis ideologi teroris dan akan melawan semua tindak kriminal terorisme yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan," kata Xi. 

Fan yang diketahui berusia 50 tahun merupakan seorang konsultan lepas. Tidak diketahui dengan jelas mengapa dia bisa berada di Suriah. Beijing mengatakan pernah berupaya untuk membebaskan Fan dari ISIS, tetapi gagal. 

Komentar serupa juga disampaikan Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg. Kendati tidak meragukan kebenaran dari informasi yang ditampilkan Majalah Dabiq, Solberg mengakui masih tetap berupaya memastikan kebenaran foto itu. 

"Kami mengutuk pembunuhan tersebut," kata Solberg. 

Sebelumnya, Solberg pada bulan September lalu telah memastikan salah satu warganya ditangkap dan ditahan oleh kelompok ekstremis. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya