27 Korban Tewas di Hotel Mewah Mali Asal Empat Negara

Korban teror Mali
Sumber :
  • REUTERS/Joe Penney
VIVA.co.id
Obama: Trump Tak Layak Jadi Presiden
- Aksi penyanderaan dan terorisme di hotel mewah, Blu Radisson Bamako, Mali akhirnya berakhir usai pasukan keamanan berhasil melumpuhkan tiga teroris. Akibat aksi terorisme tersebut, 27 orang di dalam hotel dilaporkan tewas. 

Obama Siap Antar Hillary Jadi Presiden AS
Stasiun berita BBC, Sabtu, 21 November 2015 mengutip pernyataan seorang pejabat PBB yang tak ingin disebut namanya, total 12 jenazah ditemukan di lantai dasar dan 15 jasad lainnya di lantai dua. Di antara 27 korban tewas terdapat tiga warga asal Tiongkok, masing-masing 1 warga Amerika Serikat dan Belgia. 

Messi Kasih Kado Spesial untuk Putri Obama
Korban asal Belgia yang tewas diketahui merupakan anggota parlemen di wilayah Wallonia. Kantor berita Reuters melansir dua warga Rusia ikut menjadi korban tewas. Informasi itu dibenarkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Sementara, pemerintah masing-masing negara asal korban mengecam aksi terorisme tersebut. Juru bicara Kemlu Tiongkok, Hong Lei, menyatakan rasa duka mendalam bagi para korban dan keluarga. 

"Tiongkok turut menyampaikan kemarahan dan kecaman terhadap tindak kekerasan tersebut," kata Hong. 

Total, terdapat tujuh warga Tiongkok yang sempat ditawan. Empat sisa warga mereka berhasil melarikan diri.

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon ikut mengecam aksi teroris tersebut. Ban menyebut  tindak kekerasan itu ditujukan untuk menghancurkan upaya perdamaian di Mali. 

Pemerintah AS tak mau ketinggalan ikut mengecam serangan mengejutkan tersebut. Menurut laporan, satu warganya ikut tewas dalam serangan tersebut. Berbicara dari Malaysia, Presiden Barack Obama menyebut tindakan bar-bar itu malah akan terus memperkuat upaya mereka untuk menghadapi aksi terorisme.

Departemen Luar Negeri AS meminta warganya yang berada di Mali, agar tidak berkunjung ke Bamako. 

"Kedutaan kami di sana telah mencabut rekomendasi bagi warga AS agar segera mencari perlindungan. Tetapi, Kedutaan kami terus menyeruakan agar semua warga AS meminimalisasi pergerakan mereka di sekitar Bamako," ujar jubir Deplu, John Kirby. 

Dia menambahkan, tidak ada keterlibatan aktif militer atau personil AS dalam proses pembebasan sandera. Kalau pun ada yang terlibat, maka dia sudah berada di Mali sebelum terjadi serangan.

Keadaan Darurat

Penyerangan ke hotel mewah itu terjadi sekitar pukul 07.00 waktu setempat pada hari Jumat kemarin. Saat itu, kelompok bersenjata berupaya memasuki hotel ketika mobil dengan pelat diplomatik masuk. Kemudian, mereka mulai melepaskan tembakan ketika masuk, menyandera tamu dan staf hotel. 

Menurut kesaksian tamu hotel yang berhasil selamat, ada puluhan pria bersenjata yang menyerang hotel. Tetapi, sumber di militer Mali melaporkan ada tiga pelaku yang tewas tertembak atau meledakan diri. Mereka juga mengklarifikasi jumlah pelaku tidak lebih dari empat orang.

Salah satu tamu yang ditawan adalah penyanyi asal Guinea, Sekouba Bambino Diabate. Menurut dia, pelaku berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. 

"Mereka menembak di dalam hotel, di koridor," kata Diabate. 

Penyanderaan berlangsung selama sembilan jam. Untuk membebaskan korban, Mali mengerahkan pasukan khusus, salah satunya dari Prancis dan dua pasukan AS.

"Penyanderaan telah berakhir. Kami kini dalam proses mengamankan hotel," ujar sumber di militer Mali. 

Usai kejadian itu, Pemerintah Mali mengumumkan 10 hari keadaan darurat dan tiga hari berkabung nasional untuk menghormati korban.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya