Sukhoi Ditembak Jatuh, Balasan Rusia Membabi Buta ke Turki

Massa pro-Kremlin kibarkan bendera Rusia di pangkalan AL Ukraina di Crimea
Sumber :
  • REUTERS/Vasily Fedosenko
VIVA.co.id
Erdogan Ke Kremlin, Buka Hubungan Baru dengan Rusia
- Pemerintah Rusia memang mengatakan tidak akan berperang dengan Turki usai jet sukhoi mereka ditembak jatuh. Tetapi, Negeri Beruang Merah memberi pembalasan dengan cara lain. 

Erdogan Mengaku Tak Sabar Bertemu Putin
Stasiun berita Al Jazeera, Kamis, 26 November 2015 melansir Rusia kini menyasar lini imigrasi dan ekonomi yang terkait dengan Turki. Dua pengusaha Turki yang sudah berinvestasi di Rusia, mengatakan kantor mereka di beberapa wilayah di Rusia tiba-tiba dirazia. 

Erdogan Mau ke Moskow, Ingin Berbaikan Lagi dengan Rusia
"Perusahaan-perusahaan Turki di Rusia, khususnya perusahaan konstruksi, tengah dirazia," ujar seorang pengusaha Turki yang memiliki perusahaan manufaktur aktif di Rusia dan tidak ingin disebut namanya. 

Menurut pengusaha itu, polisi memeriksa jika pegawai yang bekerja di sana memiliki dokumen yang masih lengkap dan legal. 

"Mereka memeriksa, apakah visa bekerja pegawainya masih berlaku. Mereka juga memeriksa juga aturan bekerja di perusahaan tersebut, sesuai atau tidak," ujar pengusaha tersebut. 

Dia juga mengatakan, sesungguhnya otoritas Rusia sudah mengetahui adanya pelanggaran serius di area tersebut, khususnya dengan pengusha konstruksi. Beberapa perusahaan juga dibekukan dengan alasan itu. 

Seorang pengusaha yang memiliki jaringan perdagangan di kota Kazan, Cevdet Seylan, membenarkan adanya razia yang dilakukan polisi terhadap perusahaan-perusahaan yang berkantor di Kazan. 

Balasan lain yang diberlakukan Rusia yakni pemblokiran produk Turki masuk ke teritori Negeri Beruang Merah. Ketua Serikat Eksportir Produk dan Tanaman Hias, Osman Bagdatlioglu, mengatakan, beberapa truk yang memuat bunga dikembalikan lagi ke Turki, Rabu kemarin. Otoritas Rusia melarang mereka masuk. 

"Enam truk tiba kemarin. Pengiriman kami dihentikan. Pengiriman melalui jalur udara juga mengalami perlakuan serupa," kata Bagdatlioglu. 

Dia menambahkan, secara resmi tidak ada hambatan apa pun. Tetapi, mereka menghadapi hambatan yang tak resmi. Bagdatlioglu mengatakan tak bisa memungkiri, Rusia merupakan mitra terbesar bagi Turki di kawasan Eropa. 

Pemblokiran untuk produk Turki juga dilaporkan Adnan Dalgakiran, yang menjadi anggota Dewan Eksportir Turki. 

"Produk Turki dilarang masuk ke Rusia oleh petugas bea cukai," ujar Dalgakiran. 

Sementara, pengusaha Turki lain yang tak ingin disebut namanya mengatakan semua truk yang membawa produk Turki ditanya oleh petugas perbatasan. Penjaga melakukan pemeriksaan dengan begitu detail, mulai dari pelat kendaraan hingga ke jenis produk yang dibawa. 

"Mereka menghitung jumlah produk, berat dan sebagainya. Para penjaga terlihat seperti mencari sebuah alasan, agar mereka bisa melarang produk itu masuk," kata dia. 

Pembatasan juga dilakukan terhadap warga Turki yang berada di Rusia. Beberapa warga Turki yang ingin melancong ke Rusia tiba-tiba dipulangkan atau izin masuknya dibuat lebih lama. Padahal, warga Turki sejak tahun 2011 lalu, sudah tak lagi memerlukan visa untuk bisa masuk ke Rusia. 

Pengalaman lain diungkap oleh seorang pengusaha Turki, Seylan. Untuk bisa masuk ke Rusia, Seylan terpaksa harus menunggu selama satu jam. 

"Polisi memeriksa kediaman kami di Rusia, memeriksa informasi mengenai profil kami. Baru setelah itu kami diizinkan untuk masuk ke Rusia," tutur Seylan. 

Bahkan, kata dia, pada Selasa malam kemarin, polisi Rusia merazia kediaman warga Turki dan kafe yang sering didatangi komunitas Turki. Dampak lainnya, komunikasi di bidang militer kedua negara dihentikan. 

Rusia memang tidak menyebut secara resmi alasan mereka memberlakukan aturan tersebut. Publik menduga hal itu dilakukan karena Negeri Beruang Merah kesal terhadap aksi penembakan jet tempur mereka di wilayah perbatasan Turki dan Suriah. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya