Obama: Cukup Sudah Penembakan Massal di AS

Presiden Barack Obama ketika memberikan keterangan pers
Sumber :
  • REUTERS/Jonathan Ernst
VIVA.co.id
Penembakan Brutal di Texas, 1 Tewas 3 Luka Parah
- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengaku sudah benar-benar muak dengan terus terjadinya aksi penembakan massal di negaranya. Kejadian penembakan massal terbaru terjadi pada Jumat pekan lalu di klinik medis, Planned Parenthood, Colorado. 

Penembakan Terjadi Dekat Gedung Putih
Kantor berita Reuters, Sabtu, 28 November 2015, melansir dalam kejadian penembakan hari Jumat kemarin, tiga orang dilaporkan tewas. Sementara, sembilan orang lainnya terluka akibat kena timah panas. 

Cerita Obama Balas Surat Seorang Nenek untuk Minum Kopi
Obama kembali geram atas kembali terjadinya penembakan massal. Dia mengatakan, Negeri Paman Sam harus melakukan sesuatu untuk membuat para pelaku tindak kriminal sulit memperoleh senjata. 

"Kita harus melakukan sesuatu mengenai akses mudah terhadap senjata perang di jalan-jalan tempat kita tinggal. Sementara, orang-orang yang menjadi korban tidak terkait dengan pelaku. Cukup sudah," tegas Obama. 

Dia mengatakan, warga Amerika tidak lagi cukup menawarkan pernyataan duka dan doa bagi keluarga korban tewas. Jika mereka memiliki hati nurani, Obama melanjutkan, warga AS seharusnya mendorong agar terjadi perubahan dalam akses kepemilikan senjata. 

"Semoga Tuhan memberkati petugas polisi Garrett Swasey yang tewas dalam peristiwa itu dan warga AS yang coba dia selamatkan. Dan semoga dia memberikan kita keberanian untuk melakukan yang sama," kata mantan anggota senat dari negara bagian Illionis tersebut. 

Penembakan di Colorado menjadi aksi terbaru selama Obama menjabat sebagai Presiden AS. Dia mengatakan, penembakan di SD Sandy Hook yang terjadi pada Desember 2012 lalu sebagai hari terberat baginya ketika menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam. 

Dia menyebut terlalu prematur untuk mengetahui motif penembakan di Colorado. Tetapi, Obama mengatakan tragedi merupakan bukti lebih perlunya reformasi kepemilikan senjata. 

"Ini tidak normal. Kita tidak bisa membiarkan hal ini menjadi sesuatu yang normal," tegas Obama. 


Upaya pengetatan kepemilikan senjata sebenarnya telah menjadi agendanya sejak terjadi penembakan di SD Sandy Hook. Tetapi, upayanya itu selalu ditentang oleh Kongres AS, termasuk beberapa rekannya di Partai Demokrat. Obama juga terbukti gagal memajukan proposal tersebut. 

Penembakan mematikan lainnya terjadi di Kampus Komunitas Oregon, bulan lalu. Obama mengatakan pengacara Gedung Putih akan mencari titik celah agar ada cara baru memberlakukan aturan tersebut. Salah satu opsinya yakni mewajibkan para penjual senjata memperoleh izin untuk menjual senjata, sedangkan bagi para pembeli harus diperiksa terlebih dahulu latar belakangnya. 

Gedung Putih telah membuat rancangan proposal pengetatan kepemilikan senjata di tahun 2013 lalu. Tetapi, mereka khawatir proposal tersebut akan ditentang di pengadilan. Pejabat pemerintah berharap, mereka memiliki cara untuk tetap mengajukan proposal itu. 
Iklan senapan Crickett untuk anak-anak di AS

Wanita Tembak Diri Sendiri Saat Pose Snapchat

Maksudnya bergaya, jadinya malah celaka.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016