Alasan Gambia Jadi Negara Islam

Presiden Gambia Yahya Jammeh
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Presiden Gambia, Yahya Jammeh, menyatakan jika negaranya yang dulu sekuler kini telah menjadi Republik Islam.

Dalam keterangannya pada Jumat lalu, Gambia tidak bisa mempertahankan identitas sebagai negara sekuler warisan rezim kolonial terdahulu yang umumnya ditinggalkan di negara-negara Afrika Barat.
 
”Sejalan dengan identitas agama negara ini dan nilai-nilai, saya menyatakan Gambia sebagai negara Islam,” kata Jammeh di stasiun televisi negara, seperti dilansir Reuters, Minggu 13 Desember 2015.

Menurut Jammeh, keputusan ini penuh alasan, mengingat banyak masyarakatnya menganut agama Islam. ”Sebagaimana muslim mayoritas di negeri ini, Gambia tidak mampu untuk melanjutkan warisan kolonial,” katanya.

Presiden yang telah menjabat selama 21 tahun itu menjelaskan, populasi masyarakat Gambia saat ini berjumlah 1,8 juta orang. Dari jumlah tersebut, 95 persen menganut agama Islam.

Menlu Retno Gelar Pertemuan Bilateral Pertama dengan Gambia

Kendati demikian, dia menyatakan tetap bertoleransi kepada masyarakat lainnya yang menganut agama lain selain Islam.

Saat ini, bekas wilayah kolonial Inggris ini bersandar pada sektor wisata. Sejauh ini, hubungan Gambia dengan negara barat memang memburuk. Terlebih, pasca Uni Eropa yang menarik bantuan dana untuk Gambia pada tahun lalu karena catatan Hak Asasi Manusia yang buruk.

Diketahui, Jammeh memang menyatakan Gambia keluar dari Negara Persemakmuran yang dia sebut sebagai neo-kolonial pada 2013 lalu. Hal itulah yang membuat negara-negara Eropa mencabut bantuannya. Kini, Gambia terlihat lebih mendekatkan diri dengan Iran dan Afghanistan.

Sementara itu, menurut Sidi Sanneh, mantan Menteri Luar Negeri yang telah menjadi pembangkang Gambia, dan kini berbasis di Amerika Serikat, Gambia memang kini bersandar pada negara-negara Arab pasca putusan 2013 lalu.

"Kelaparan dan pembangunan yang tak jelas membuat Jammeh kini mencari bantuan pembangunan kepada dunia Arab sebagai pengganti sumber bantuan," kata Sidi Sanneh. (ase)

Bali Process akan diketuai bersama antara Indonesia dan Australia

2015, Kerja Sama Perdagangan RI-Gambia Rp340,6 Miliar

Ekspor utamanya berupa CPO, sabun dan makanan.

img_title
VIVA.co.id
6 Maret 2016