23-12-1994: Pesawat Prancis Dibajak, Tiga Penumpang Tewas

Pesawat Prancis
Sumber :
  • youtube.com

VIVA.co.id - Hari ini, tahun 1994 lalu, empat orang kelompok militan Aljazair yang menamakan dirinya Armed Islamic Group membajak pesawat milik Prancis. Pesawat Air France dengan nomor penerbangan 8969 itu dibajak di Bandara Houari Boumedienne, Algers, Aljazair.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Dilansir dari History.com, Rabu, 23 Desember 2015, kelompok teroris itu mengambil kendali pesawat selama dua hari. Selama waktu itu, tiga orang penumpang dalam pesawat tewas di bawah penyanderaan.

Perdana Menteri Prancis Edouard Balladur mengambil tindakan cepat dengan mengutus tim keamanan khusus Prancis, GIGN, untuk menyelamatkan para korban. Saat pesawat mencapai Marsailles, penyergapan dilakukan. Para teroris tewas dan sisa sandera berhasil dibebaskan tanpa cedera.

Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

Usai operasi penyelamatan, petugas yang menggeledah menemukan bahan peledak dalam pesawat. Menurut korban yang disandera, teroris berencana menerbangkan pesawat dan meledakannya saat mereka melintas di atas Menara Eiffel, Paris.

Pembajakan ini terjadi karena kekecewaan kelompok pemberontak Aljazair terhadap Prancis. Pasalnya, Prancis, bersama dengan negara-negara Barat lainnya, mendukung kediktatoran militer Aljazair. Mereka berdalih melakukan itu untuk mencegah pengambilalihan negara oleh fundamentalis Islam.

UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Semua dimulai pada tahun 1992. Saat kelompok Islam memenangi pemilu Aljazair secara sah. Namun, Prancis dan Barat tak menghendaki kemenangan itu. Mereka memilih untuk membatalkan kemenangan tersebut dan mendukung militer. Kelompok Islam yang menang Pemilu tak terima dengan pembatalan tersebut. Mereka balik melawan. Perang saudara tak terelakan, dan negara tersebut pecah dalam perang saudara yang memilukan.

Saat kekerasan mereda pada tahun 1999, perang tersebut telah menelan korban hingga 100.000 orang. Mereka tewas dalam pertempuran. Sebagian besar dari mereka adalah warga yang dibunuh secara brutal oleh rezim.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya