Indonesia Prihatin Konflik Saudi-Iran

Suasana saat demonstran kepung Kedubes Arab Saudi di Teheran, Iran pada 2016.
Sumber :
  • Twitter/@ianbremmer

VIVA.co.id - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyampaikan keprihatinan dengan situasi yang terjadi di kawasan Timur Tengah, termasuk situasi yang saat ini sedang terjadi antara Iran dan Arab Saudi.

Iran Akui Tentaranya Tewas dalam Perang Suriah

Kemlu mengatakan, pemerintah Indonesia mengikuti dengan prihatin perkembangan hubungan antara Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan Republik Islam Iran. "Pemerintah Indonesia menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat mengakibatkan terjadinya eskalasi keadaan serta membahayakan stabilitas dan keamanan kawasan," demikian keterangan tertulis dari Kemlu RI yang diterima VIVA.co.id, Selasa, 5 Januari 2016.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi segera menghubungi Sekjen OKI, Menlu Kerajaan Arab Saudi, dan Menlu Republik Islam Iran untuk  membantu mencari solusi terbaik secara damai.

Senada dengan Kemlu RI, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengatakan, konflik yang terjadi  antara Saudi Arabia dan Iran sangat tidak layak dan mengkhawatirkan. "Kami mengharapkan, baik Saudi maupun Iran dapat mengendalikan diri masing-masing demi wihdatus shaf (menyatukan barisan) umat islam dalam menghadapi musuh-musuh Islam dan mereka yang tidak senang kalau melihat umat Islam bersatu, umat Islam kuat," tulis Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siroj, melalui siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Selasa, 5 Januari 2015.

Said Agil mengajak agar Iran dan Saudi untuk berjiwa besar dan berlapang dada membangun persaudaraan muslim yang kuat, persaudaraan yang kokoh demi menyatukan barisan umat Islam.

Konflik Saudi Arabia dan Iran pecah menjadi konflik terbuka setelah Saudi mengeksekusi Nimr al Nimr, ulama terkemuka Iran. Keputusan Saudi membuat warga Iran marah. Mereka mengepung dan membakar kedubes Saudi di Teheran.

Saudi marah, dan mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik. Saudi juga segera menarik pulang staf diplomatiknya, dan meminta staf diplomatik Iran meninggalkan Saudi dalam hitungan 48 jam. (one)

lmuwan Iran Shahram Amiri berbicara kepada jurnalis saat tiba di bandara Imam Khomini di Tehran, 15 Juli 2010.

Iran Eksekusi Mati Ilmuwan Nuklirnya

Shahram Amiri dituduh menjadi mata-mata Amerika Serikat.

img_title
VIVA.co.id
7 Agustus 2016