AS Perketat Pemberian Visa

Sumber :
  • Jason Reed/Reuters

VIVA.co.id - Amerika Serikat pada Kamis, 21 Januari 2016, mulai memberlakukan pembatasan pemberian visa.Pembatasan dilakukan setelah tragedi serangan yang terjadi di Paris pada November lalu.

Kebijakan ini akan membatasi kunjungan dari warga negara lain yang ingin datang ke AS. Dikutip dari Reuters, 22 Januari 2016, warga asing, kebanyakan dari Eropa, yang mengikuti program Visa Waiver Program (VWP) AS sebelumnya mendapatkan izin untuk bisa melakukan perjalanan ke AS selama 90 hari tanpa visa. Namun mereka sekarang diwajibkan memiliki visa jika pernah mengunjungi Iran, Irak, Sudan dan Suriah terhitung dari tanggal 1 Maret 2011.

"Mereka juga wajib memiliki visa jika merupakan individu memiliki dua kewarganegaraan dengan Iran, Irak, Sudan atau Suriah," kata Departemen Luar Negeri AS.

Warga dari 38 negara wajib memenuhi persyaratan travel melalui Electronic System for Travel Authorization (ESTA) sebelum bisa masuk ke wilayah AS. Deplu AS menjelaskan, pihaknya akan mencabut autorisasi travel ESTA jika mereka dimiliki oleh warga dengan dwikewarganegaraan Iran, Irak, Sudan dan Suriah.

Mereka yang bisa memenuhi syarat untuk bisa masuk ke wilayah negara adidaya tersebut, meski pernah berkunjung ke Iran, Irak, Sudan, dan Suriah adalah yang menjadi bagian dari    organisasi internasional atau kelompok kemanusiaan, juga wartawan yang  pernah meliput di empat negara tersebut.

Selain itu, izin juga diberikan kepada mereka yang pergi dengan tujuan bisnis ke Irak atau Iran setelah 14 Juli 2015 untuk menghadiri acara perjanjian nuklir.

Negara yang termasuk program VWP adalah Andorra, Australia, Austria, Belgia, Brunei, Chile, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg , Malta, Monako, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Portugal, San Marino, Singapura, Slovakia, Slovenia, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Taiwan dan Inggris. (one)

Tebakan Beruang Putih 'Peramal' Soal Trump Benar
Gelombang Aksi Protes Terpilihnya Presiden AS Donald Trump.

Tanggapan Muslim di Afrika atas Menangnya Trump

Amerika Serikat sedang mengalami degradasi moral.

img_title
VIVA.co.id
12 November 2016