Dukung Palestina, Indonesia Jadi Tuan Rumah KTT OKI

Aksi Mengutuk Penyerangan Masjid Al-Aqsa
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Penjajahan selama puluhan tahun yang dialami oleh Palestina membuat Indonesia mengambil sikap untuk membela negara tersebut. Itu sebabnya Indonesia bersedia untuk menjadi tuan rumah KTT Extra Ordinary (Luar Biasa) OKI.

Pada 6-7 Maret 2016, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang mengangkat tema khusus, Palestina dan Al-Quds Al Sharif.

20 Insinyur Palestina Berguru Pertanian Hidroponik di Malang

Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Hasan Kleib, menjelaskan kesediaan Indonesia untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan ini adalah karena kesadaran Indonesia pada keadaan yang dialami oleh negara Palestina selama bertahun-tahun.

"Indonesia sadar terhadap situasi yang terjadi di sana, terlebih proses perdamaian yang selama ini dijalankan ternyata menurun, sehingga Palestina masih belum bisa mendapatkan kemerdekaannya. Oleh karena itu, Indonesia menyatakan diri siap menjadi tuan rumah semenjak diminta pada bulan Desember lalu," kata Hasan yang ditemui hari ini, Kamis, 4 Februari 2016 di gedung Kemlu RI, Jakarta.

Ia menjelaskan, awalnya negara Maroko lah yang diminta menjadi tuan rumah mengingat statusnya sebagai ketua OKI, namun Maroko mengaku tak siap. Karena itu, Indonesia yang kemudian diminta langsung oleh Menlu Palestina dan Sekjen OKI karena Indonesia dianggap memiliki perhatian khusus pada isu Palestina.

"Isu-isu terorisme juga membuat perhatian internasional menjadi teralihkan dan tidak terpikirkan kembali, karena itu kami ingin kembali mengajak masyarakat intermasional memperhatikan isu Palestina dan Israel ini," kata Hasan.

Hasan menambahkan, saat pelaksanaan KTT nanti, ada 56 anggota negara OKIĀ  yang terdiri atas Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Selatan. Selain itu terdapat empat negara peninjau yaitu Thailand, Bosnia, Rusia, dan Afrika Tengah yang juga diundang ke KTT Luar Biasa OKI.

"Kemungkinan kami juga akan mengundang pihak Kuartet (Rusia, AS, PBB, dan Uni Eropa). Ada lima isu utama yaitu mengenai perbatasan, permukiman warga Israel dan Palestina, status Yerusalem, pengungsi Palestina, dan air," kata dia.

Yang sudah mengonfirmasikan kehadiran saat ini adalah Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Kemlu RI akan terus meminta konfirmasi kehadiran dari negara OKI yang lain mengingat undangan yang sudah tersebar.

Peta Palestina dihilangkan di Google Maps.

Indonesia Akan Desak Google Soal Penghapusan Nama Palestina

Google Maps menghapus peta Palestina pada 25 Juli 2016 lalu.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016