- REUTERS/Erik de Castro
VIVA.co.id - Perdana Menteri Kanada, Justin Pierre James Trudeau, mengatakan pihaknya akan menarik keluar enam jet tempur yang telah membom sasaran di Irak dan Suriah untuk mengakhiri keterlibatan negaranya dalam perang kontroversial dalam memerangi kelompok militan ISIS.
"Kami tidak bisa melakukan semuanya. Kami didorong keinginan untuk melakukan yang terbaik, namun harus dengan cara yang benar. Orang-orang yang diteror oleh ISIS tidak memerlukan balas dendam dari kita. Justru mereka membutuhkan bantuan kita," kata Trudeau, dalam sebuah konferensi pers, seperti dilansir dari Reuters, Selasa, 9 Februari 2016.
Trudeau sebelumnya sudah menjanjikan untuk menarik jet tempurnya, namun Kanada berada di bawah tekanan Sekutu yang menganggap hal itu akan melemahkan upaya untuk melawan ISIS.
Keterlibatan Kanada di konflik Timur Tengah itu terjadi pada November 2014 di mana kala itu Stephen Harper dari Partai Konservatif menjabat Perdana Menteri. Sementara Trudeau, yang berasal dari Partai Liberal dan pemenang pemilu Kanada pada Oktober lalu, ingin Kanada keluar dari zona perang.
"Kami akan menghentikan serangan bom pada tanggal 22 Februari. Tetapi, kami tetap mempertahankan dua pesawat pengintai serta pesawat pengisian bahan bakar. Kami juga melipatgandakan jumlah tentara Kurdi yang dilatih di Irak Utara," ujar Trudeau.
Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan pihaknya akan membujuk Sekutunya itu untuk tidak menarik pasukan dan jet tempurnya.
"Kami akan terus berdiskusi dengan Kanada mengenai langkah selanjutnya yang bisa mereka lakukan dalam upaya kontra terorisme terhadap ISIS," ungkap Earnest.
Untuk itu, Trudeau akan berbicara dengan Presiden Barack Obama. Keduanya direncanakan akan bertemu di Washington DC bulan depan.
PM Kanada 'Tertangkap Basah' Bertelanjang Dada
Ia secara tak sengaja terekam di salah satu foto acara pernikahan.
