Usai Bom Brussels, Polandia Tolak Terima Pengungsi

Unjuk rasa di Polandia
Sumber :
  • www.dw.com

VIVA.co.id - Perdana Menteri Polandia, Beata Szydlo, mengatakan, pihaknya akan menolak kedatangan 7.000 pengungsi akibat tragedi berdarah usai bom meledak yang terjadi di Brussels, Belgia.

Menurutnya, kebijakan tersebut bukan berarti tidak menghormati kesepakatan Uni Eropa, namun semata-mata untuk menghindari kejadian serupa. Mengutip situs Aljazeera, Kamis, 24 Maret 2016, Szydlo mengatakan tidak melihat kemungkinan kedatangan para pengungsi ke negaranya, setelah ledakan mengguncang ibukota Belgia sehari sebelumnya.

Sebelumnya, Polandia telah merencanakan untuk menerima kedatangan pengungsi secara bertahap. Awalnya, 400 pengungsi akan diterima pada tahun ini, dan sisanya akan diizinkan datang selama tiga tahun.

Kendati demikian, Polandia sebenarnya sudah lama menolak menerima pengungsi. Namun, akhirnya setuju untuk menerima 7 ribu dari total 12 ribu pengungsi untuk "dibagi" ke-28 anggota Uni Eropa.

Kloter Dua Pengiriman 45 Migran ke Turki Dimulai

"Awalnya, kami hanya mau menerima (pengungsi) sebanyak dua ribu saja dan bertahap," ungkap Szydlo.

Sikap Rasial

Tahun lalu, ribuan warga Polandia turun ke jalan berdemonstrasi menolak kedatangan pengungsi.

Aksi ini digelar oleh gerakan nasionalis sayap kanan (National Radikal Camp/NRC). Pada Oktober 2015, Presiden Polandia, Andrzej Sebastian Duda, mengeluarkan pernyataan bernada rasial terhadap pengungsi.

"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi warga negara dari pengungsi membawa 'wabah (epidemi)'", katanya.

Pernyataan senada juga diungkapkan Jaroslaw Alexander Kaczynski. Mantan Perdana Menteri Polandia itu menuduh para pengungsi "membawa segala macam penyakit" yang justru membahayakan warga Eropa.

"Kita telah berbicara tentang 'kolera di Yunani' dan 'disentri di Wina'. Semua jenis parasit (penyakit) dibawa (oleh pengungsi). Bagi mereka tidak berbahaya tapi berbahaya bagi kami (Eropa)," tuturnya. (one)

Uni Eropa Sepakat Turki Jadi 'Penampungan' Migran
Pengungsi di perbatasan Yunani-Makedonia

Inggris Dituding Tak Peka dengan Nasib Pengungsi

Pemerintah harus merancang kebijakan baru yang lebih luwes.

img_title
VIVA.co.id
14 April 2016