- REUTERS/Marko Djurica
VIVA.co.id - Yunani berencana kembalikan para migran ke Turki, di bawah kesepakatan dengan Uni Eropa. Namun timbul kekhawatiran atas kurangnya persiapan soal kelangsungan hidup mereka.
Menurut BBC, Senin, 4 April 2016, kesepakatan tersebut bertujuan untuk mengurangi gerakan yang tidak terkendali oleh para migran ke Eropa Barat, yang selama ini ditempuh melewati rute laut yang berbahaya melintasi wilayah Aegea.
Operasi ini rencananya dimulai hari ini di Pulau Lesbos, Yunani. Para pejabat Turki mengatakan, mereka memperkirakan menerima sekitar 500 orang, yang dijadwalkan ditempatkan di Dikili, Turki Barat.
Para Migran di Yunani mengeluhkan kurangnya informasi tentang prosedur suaka, dan beberapa di antaranya bahkan tidak mengetahui akan dikembalikan ke Turki.
Badan Uni Eropa bertanggung jawab untuk mengawal para pengungsi tersebut melintasi Aegea.
Berdasarkan kesepakatan bahwa migran yang tiba di Yunani secara ilegal dapat dikembalikan ke Turki, jika mereka tidak mengajukan permohonan suaka atau apabila klaimnya ditolak.
Turki memperoleh bantuan keuangan dan politik sebagai bagian dari kesepakatan.
Pemerintah Yunani mengeluhkan kalau pihaknya benar-benar tidak siap untuk memenuhi tenggat waktu pengembalian migran. Hanya sebagian kecil dari staf mereka yang telah tiba di Yunani untuk menemani proses pergerakan pengungsi.
Dua tenda telah didirikan di Dikili untuk menampung kelompok pertama dari Lesbos, dan fasilitas serupa di sebelah selatan Turki untuk menerima migran dari Chios.
Laporan: Dinia Adrianjara
(ren)
Migran Tewas Akibat Kebakaran di Kamp Pengungsi Yunani
Seorang ibu dan putri kecilnya tewas akibat ledakan tangki bensin.
