- sputniknews
VIVA.co.id - Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan, Indonesia akan meningkatkan partisipasi aktif dan peran kepemimpinannya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal itu ditegaskan Duta Besar/Wakil Tetap RI untuk PBB, Dian Triansyah Djani saat menyerahkan Surat Kepercayaan (credentials) sebagai Wakil Tetap Republik Indonesia (Watapri) pada PBB kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon di Markas Besar PBB, New York, Selasa, 12 April 2016.
"Dalam pertemuan bilateral dengan Sekjen PBB, Duta Besar Djani menyampaikan salam Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi kepada Sekjen PBB, dan tekad Indonesia untuk terus memajukan prinsip multilateralisme dalam penanganan isu-isu global, terutama yang memiliki dampak langsung terhadap kepentingan nasional Indonesia," demikian keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Rabu, 13 April 2016.
Pada kesempatan tersebut, Djani menegaskan komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan kerja sama dengan PBB dan secara khusus menggarisbawahi visi Indonesia untuk meningkatkan perannya dalam misi-misi pemeliharaan perdamaian PBB.
Selain itu, tekad Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, serta komitmen Indonesia menyukseskan implementasi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Indonesia akan terus mendorong kemerdekaan untuk Palestina dan penghormatan HAM di berbagai belahan dunia serta kerja sama pembangunan termasuk maritim," kata Djani.
Sekjen PBB menyampaikan ucapan selamat datang kepada Dubes Djani dan apresiasinya atas peran penting Indonesia di PBB selama ini, terutama selaku salah satu negara pengirim pasukan perdamaian PBB terbesar serta kepemimpinan yang ditunjukan oleh Indonesia dalam isu perubahan iklim, Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, dan isu-isu kemanusiaan.
Sekjen PBB, kata Djani, menyampaikan harapan agar Indonesia dapat terus menjalankan peran kepemimpinan tersebut di PBB.
(mus)
AS Bersikap Ambigu Terhadap Korut
Mau memberi sanksi baru, tapi membuka pintu negosiasi.
