Kanada 'Tertangkap' Jual Senjata ke Arab Saudi

Menteri Luar Negeri Kanada Stephane Dion
Sumber :
  • Chris Wattie/Reuters

VIVA.co.id - Partai Konservatif Kanada menuding Pemerintah Kanada di bawah pimpinan Partai Liberal menjual persenjataan untuk Arab Saudi.

Mereka menganggap transaksi militer ini bertujuan untuk membantu Pemerintah Saudi dalam peperangan di Yaman. Sebelumnya, diumumkan telah terjadi penjualan kendaraan lapis baja senilai US$12 miliar pada Februari 2014 ke negeri Petro Dollar itu.

Namun, Partai Liberal yang berkuasa sejak November 2015, menolak untuk mundur dari perjanjian jual beli senjata dengan Arab Saudi, karena kesepakatan 'matang' tidak dapat dihentikan.

Apabila dihentikan, klaim mereka, kemungkinan besar akan terkena sanksi dan kehilangan kerja sama strategis.

Media Kanada menerbitkan sebuah pernyataan Menteri Luar Negeri Stephane Dion, yang menyarankan bahwa penjualan kendaraan lapis baja ini dilengkapi dengan senapan mesin dan senjata antitank.

Tujuannya, membantu Riyadh dalam upaya melawan ketidakstabilan di Yaman dan memerangi kelompok ISIS.

Tetapi, Dion membantah dan mengatakan bahwa alat persenjataan serupa telah dijual ke Arab Saudi sejak 1993 silam.

"Informasi terkini menunjukkan bahwa Arab Saudi tidak menyalahgunakan peralatan untuk melanggar HAM (hak asasi manusia). Penggunaan peralatan persenjataan juga tidak ada yang bertentangan dengan kepentingan strategis Kanada dan sekutunya," kata Dion, seperti dilansir dari situs The Guardian, Kamis 14 April 2016.

Sementara itu, MP Tony Clement, dari kalangan Konservatif, mengatakan kontrol ekspor Kanada tidak memerlukan bukti kuat mengenai adanya pelanggaran. Melainkan, hanya perlu dinilai dari tingkat risiko penyalahgunaan. "Jika ditemukan bukti dominan bahwa hal itu dapat digunakan untuk disalahgunakan, seperti menyerang warga sipil, maka kesepakatan harus dibatalkan," ujar Clement.

Ia juga mengklaim bahwa penjualan senjata ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Kanada. Sehingga, mereka mengingatkan untuk tidak sembarangan menjual senjata ke negara lain.

Pertempuran Yaman telah menewaskan hampir 6.300 orang, di mana setengahnya dari warga sipil. Hal ini, karena Arab Saudi terlibat langsung dengan mengirim pasukan dan peralatan militer untuk mengusir pemberontak Houthi yang didukung Iran pada Maret 2015.

Laporan: Dinia Adrianjara

Serang Suriah, AS dan Saudi Lakukan Kesalahan Besar

(asp)

Pasukan Militer AS.

AS Pengekspor Senjata Terbesar di Asia dan Timur Tengah

Timur Tengah alami peningkatan impor senjata yang signifikan.

img_title
VIVA.co.id
22 Februari 2016