ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Bom Bunuh Diri Pakistan

Kerusuhan Pascaserangan Bom Bunuh Diri di Pakistan.
Sumber :
  • REUTERS/Mohsin Raza

VIVA.co.id – Kelompok militan Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Akademi Kepolisian di Quetta, Provinsi Baluchistan, Pakistan.

Yasmeena Ali Bintang Porno Afghanistan, Buka Suara Soal Taliban

Dalam serangan tersebut menewaskan 59 orang dan melukai 118 lainnya. Kantor berita ISIS, Amaq, mengumumkan atas klaim tanggung jawab yang menyebut tiga pria bersenjata yang membawa bom menempel di rompi itu sebagai pejuang ISIS sejati.

Menurut kantor berita Reuters, Selasa, 25 Oktober 2016, Pakistan telah meningkatkan situasi keamanan dalam beberapa tahun terakhir.

Tentara Amerika Hengkang, 80 Tahanan Perang Taliban Dibebaskan

Namun, kelompok-kelompok Islam radikal terus menjadi ancaman dan melancarkan serangan sporadis di negara berpopulasi 190 juta jiwa itu, yang mayoritas beragama Islam.

ISIS telah berusaha untuk membuat terobosan sepanjang tahun lalu yang berharap untuk mengeksploitasi celah di negara itu, yakni perpecahan sektarian.

Amerika Tarik Pasukan, Afghanistan Bebaskan 400 Tahanan Taliban

Sebelumnya, pada Agustus lalu, ISIS bersama faksi Taliban Pakistan, Jamaat-ur-Ahrar, juga mengklaim serangan yang menewaskan 88 orang di Quetta.

Kendati demikian, pemerintah dan militer Pakistan justru menolak klaim ISIS tersebut. Mereka tetap ngotot kelompok garis keras Sunni, Lashkar-e-Jhangvi, berada di balik serangan mematikan.

Mereka juga menepis kalau kekuatan kelompok yang berbasis di Irak dan Suriah itu telah hancur. "Kami menganggap itu (klaim ISIS) sebagai 'propaganda'," kata sumber di militer Pakistan.

Sementara, analis keamanan Pakistan, Zahid Hussain menampik semua klaim pemerintah dan militer. Menurutnya, aksi serangan bom ini menunjukkan keberadaan ISIS di Pakistan.

Tak hanya itu, Hussain juga membuktikan jika ISIS telah bekerjasama dengan beberapa kelompok militan lokal.

"Yang menjadi masalah saat ini adalah bahwa pemerintah tetap menolak dengan klaim, lalu menuding kelompok lain untuk mengaku," ujar Hussain di Islamabad, ibu kota Pakistan.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya