Dubes AS Ikut Beri Solusi Masalah Sampah

Dubes AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dinia Adrianjara

VIVA.co.id - Persoalan sampah plastik yang menyebar di lautan saat ini menjadi perhatian, baik oleh pemerhati lingkungan maupun pemerintah. Selain butuh waktu puluhan tahun agar terurai, masalah itu juga dapat menghambat target Presiden Joko Widodo untuk memperolah 20 juta wisatawan mancanegara hingga 2019.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bersama Kedutaan Besar Amerika Serikat dan beberapa pengamat lingkungan mengadakan bincang santai tentang keberadaan sampah plastik di lautan.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan mengatakan masalah sampah plastik tidak hanya menjadi masalah lingkungan, tapi juga menjadi masalah ekonomi.

Menurutnya, menangani masalah sampah plastik membutuhkan perhatian khusus dan investasi. Ia mengatakan telah ada kesepatakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah AS untuk mengatasi persoalan bersama.

Ia mengapresiasi Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang mau memberikan perhatiannya dalam masalah lingkungan ini yang mana Indonesia menjadi penyumbang sampah kedua terbesar di dunia.

"Kami sangat senang bermitra dengan Kemenko Maritim. Kami sangat mendukung Indonesia bersih dan dapat tersenyum bebas dari sampah laut. Kami butuh bantuan semua pihak baik pihak pemerintahan, swasta, dan para pelajar untuk memberikan solusi terhadap sampah," ujar Joseph di Pasific Place Jakarta pada Sabtu, 1 April 2017.

Kerja sama kedua negara ini dinyatakan lebih kepada langkah pencegahan peningkatan jumlah sampah. Seperti, mendirikan pusat pengolahan sampah, lalu pusat pendidikan bagi warga Indonesia.

"Masalah sampah yang dihadapi Indonesia turut menjadi masalah dunia, tidak hanya masyarakat Indonesia," tuturnya.

Sampah plastik yang sulit terurai secara alami, jika sudah berada di dalam laut, dapat dikonsumsi oleh ikan yang menyangka itu adalah plankton atau ikan kecil. Kemudian, ikan yang telah terkontaminasi tersebut bisa saja dikonsumsi manusia konsumsi yang tentu saja berbahaya.

Joseph pun menemukan kunci penyelesaian persoalan ini. Khususnya untuk Indonesia yang menjadi negara kedua penyumbang sampah terbesar di dunia.

"Saat saya berkunjung ke Indonesia dalam acara Ocean Summit di Bali pada Februari lalu, saya menemukan kunci utama agar sampah tidak masuk ke saluran air hingga ke laut, yaitu perlu adanya partisipasi masyarakat," ujar Joseph.

Tidak hanya pemerintah pusat yang memainkan peran, tapi diperlukan peran pemerintah daerah, para lembaga swadaya masyarakat, serta pihak korporasi swasta.

"Perlu dukungan dan kerja sama dengan semua lapisan masyarakat lokal dan terkait teknis teknologinya, pemerintah dapat bekerjasama dengan menjalin kemitraan dengan perusahaan global. Sehingga, penanganannya bisa dicapai lebih cepat," katanya.

Pada kesempatan di Bali itu, ia sempat berdiskusi dengan pihak hotel terkait penanganan sampah hotel, khususnya sampah plastik. Ia menghimbau hotel untuk mengurangi sampah plastik. Mengingat wisatawan yang berkunjung banyak.

"Kedutaan AS senang di Indonesia menemukan cara mendukung pemerintah untuk kurangi sampah di laut, dengan seluruh masyarakat lokal turut bekerjasama," katanya.

Petugas Kebersihan di Tangerang Angkut 3 Ribu Ton Sampah per Hari Selama Idul Fitri
Penanganan Pemkot Tangsel dalam mengatasi sampah.

Pemkot Tangsel Tiap Hari Berjibaku Atasi 1000 Ton Sampah, Benyamin: Persoalan yang Serius

Pemkot Tangsel menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menangani 1.000 ton sampah setiap harinya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024