05-04-1945: Keberhasilan Strategi Pahlawan Yugoslavia, Tito

Josef Stalin dan Josip Broz Tito (kanan)
Sumber :
  • www.funwithcy.com

VIVA.co.id – Hari ini 72 tahun silam. Pemimpin kharismatikpartisan Yugoslavia, Josip Broz Tito, menandatangani perjanjian yang mengizinkan 'masuk sementara' tentara Uni Soviet ke wilayahnya.

5 Film Romantis Berlatar Perang Dunia II, Kisah Cinta di Tengah Kekacauan

Mengutip situs History, Tito yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis Yugoslavia, melihat kekuatan Axis, Jerman dan Italia, kala itu sulit ditaklukkan.

Maka dari itu, ia melancarkan strategi dengan mempersilakan Tentara Merah melakukan operasi di kawasan timur laut negeri itu.

Mortir Aktif Ditemukan di Kalideres, Jenis Fragmen M57 Buatan Yugoslavia

Upaya itu berhasil, dan tentara Jerman menarik seluruh pasukannya ke wilayah perbatasan. Dengan langkah itu, berakhir pula pendudukan asing atas Yugoslavia, dan Tito dengan tegas mempersilakan Soviet hengkang dari negaranya.

Tito menjadi tokoh yang amat populer di mata rakyat. Ia juga berhasil menghimpun seluruh kekuatan yang terdiri atas beragam etnis dan agama, bahkan ideologi.

Jiper, Komandan Armada Perang Amerika Anggap China Lebih Ganas dari Nazi

Negeri itu lalu mengubah namanya menjadi Republik Federasi Sosialis Yugoslavia, dari sebelumnya berbentuk kerajaan. Model sosialisme yang dikembangkan Tito mendapat julukan 'Titoisme'.

Delapan tahun kemudian, tepatnya 14 Januari 1953, Tito terpilih menjadi Presiden Yugoslavia menggantikan Ivan Ribar. Ia pun berperan dalam pembentukan Gerakan Nonblok pada 1955.

Tokoh yang diakui

Banyak tokoh dunia mengakui kehebatan Tito. Ia dilukiskan sebagai diplomat sangat ulung yang luwes bergaul dengan Blok Barat dan Blok Timur.

Walau masuk dalam jajaran negara sosialis, Tito tidak pernah membawa negerinya masuk ke dalam salah satu blok itu. Di dalam negeri, ia berhasil menyeimbangkan semua kekuatan yang punya potensi bertikai dan pecah di antara enam negara bagian dan dua daerah otonom.

Stabilitas politik negeri itu terbangun di atas kepiawaiannya menghidupkan rasa nasionalisme tanpa membedakan etnis. Tito juga menjadikan Yugoslavia sebagai negara sosialis yang paling terbuka di dunia.

Warga negaranya dengan mudah dan terbuka diizinkan bekerja dan berkunjung ke negara-negara Eropa Barat. Demikian juga sebaliknya. Pertukaran ide dan peningkatan kerja sama ilmu pengetahuan dengan dunia Barat, berjalan baik.

Namun sayang, pada 4 Mei 1980 Tito wafat setelah empat bulan dirawat di Rumah Sakit Ljubljana. Pasca-ia wafat, Yugoslavia terjerembab dalam perang sipil antaretnis berkepanjangan sampai akhirnya terpecah-pecah dan bubar pada 1999.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya