Warga Desa di Kanada Tolak Pemakaman Khusus Muslim

Ilustrasi.
Sumber :
  • wikimedia.org

VIVA.co.id – Sebuah kota di Kanada menolak membuka area pemakaman khusus Muslim. Penolakan terjadi melalui proses pemungutan suara.

PM Kanada: Penembakan di Quebec adalah Teror Bagi Muslim

Diberitakan oleh BBC, 19 Juli 2017, referendum itu dilakukan pada Minggu, 17 Juli 2017 di Saint-Apollinaire, sebuah kota dengan penghuni sekitar 5.000 orang dan berlokasi tak jauh dari kota Quebec.

Dari 5.000 penghuni, hanya 49 orang yang berhak mengikuti proses pemilihan.

PM Kanada Tak Setuju Pelarangan Burkini

Pemakaman khusus Muslim diajukan oleh Pusat Kebudayaan Islam Quebec, yang pada Januari lalu menjadi lokasi insiden penembakan yang menewaskan enam orang dan melukai 19 lainnya.

"Saya tak pernah menduga akan mendapat perlawanan hanya untuk sebuah lokasi pemakaman," ujar pimpinan Pusat Kebudayaan Islam Quebec Mohamed Labidi kepada Radio Kanada.

Empat Orang Tertembak di Pemakaman Muslim Kanada

"Apa yang mereka takutkan?" ujarnya bertanya.

Pusat kebudayaan Islam itu telah memesan sejumlah lokasi tak jauh dari hutan dan berdekatan dengan area pemakaman yang sudah ada. Satu-satunya lokasi pemakaman Muslim di Quebec adalah di Laval, yang membutuhkan beberapa jam perjalanan dari Quebec.

Wali Kota Bernerd Ouellet mengaku mendukung pemakaman Muslim dan ia mengaku khawatir reputasi kotanya akan hancur.

"Mereka tak terlalu mengenal orang-orang ini, jadi mereka mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka dengar tentang orang-orang tersebut," ujar Ouellet.

Kelompok penolak melakukan aksi mendatangi rumah demi rumah untuk meminta tanda tangan mendukung referendum.

Hukum provinsi di wilayah itu mengizinkan referendum dilakukan di area yang dimaksud, dengan hanya sedikit sekali warga yang terdampak yang bisa berpartisipasi dalam proses pemilihan.

"Kami membutuhkan area pemakaman yang bisa menerima setiap orang, tak peduli apa pun agamanya, dari mana mereka berasal, apa warna kulitnya, dan bagaimana budayanya. Anda harus berpikir, hal ini bisa menjadi masalah besar 20 tahun yang akan datang," ujar Sunny Letourneau yang menjadi penggerak kelompok penolak.

Sunny mengaku akan mendukung pemakaman yang bersifat umum, bukan khusus untuk keyakinan tertentu. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya