Media China Sindir Trump Soal Luapkan Emosi di Media Sosial

Pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria

VIVA.co.id – Media resmi pemerintah China meminta Presiden AS Donald Trump tak meluapkan emosinya kepada Korea Utara melalui media sosial. Trump disarankan tetap bersikap tenang.

Deretan Negara Paling Tak Percaya Tuhan di Dunia, Mayoritas di Benua Asia!

Menurut Xinhua, seperti diberitakan oleh Shanghaiist, 2 Agustus 2017, sikap Trump yang terus mengumbar emosinya dan mengatakan ‘China tak melakukan apapun menghadapi Korea Utara’, sangat mengecewakan.

"Trump adalah pribadi yang tenang, dan dia sangat senang 'berkicau,' namun melepaskan emosional tidak akan bisa menjadi penuntun untuk menyelesaikan masalah nuklir di Semenanjung Korea," tulis media tersebut seperti dituliskan oleh Sanghaiist, 2 Agustus 2017.

Kim Jong Un Dikabarkan Punya Selingkuhan Seorang Penyanyi, Hingga Punya Anak Bersama

Menurut Xinhua, cuitan-cuitan Trump itu hanya sebuah taktik terbaru dalam perang antara Trump dengan dirinya sendiri, tentang apakah China benar-benar melakukan sesuatu atau tidak untuk mengubah situasi di Semenanjung Korea

Setidaknya satu bulan sekali, presiden AS tersebut mengirimkan sebuah pesan di media sosial yang bersumpah bahwa waktunya bekerja sama dengan Beijing di Korea Utara sudah berakhir, hanya agar pejabat AS meneruskan pernyataan tersebut kembali dan melanjutkan perundingan.

Deretan Aturan Nyeleneh yang Mengatur Kehidupan Korea Utara di Era Kim Jong Un

Xinhua memperingatkan bahwa retorika semacam ini dapat menyebabkan pecahnya perang. "Apa yang dibutuhkan semenanjung segera memadamkan api, tidak menambahkan kayu bakar atau, yang lebih buruk lagi, menuangkan minyak ke api," kata editorial tersebut, menambahkan bahwa untuk mencapai perdamaian abadi di semenanjung Korea, Beijing membutuhkan "mitra yang lebih kooperatif dalam Gedung Putih, bukan orang yang menyalahkan Singapura atas kegagalan Amerika Serikat," demikian editorial tersebut. Xinhua juga memperingatkan AS agar tidak "menusuk Cina di belakang."

Menyikapi tes rudal terakhir dari Korea Utara pekan lalu, Dubes AS di PBB Nikki Haley sempat mengatakan, AS sudah selesai bicara soal Korea Utara. Ia meminta China mengambil keputusan apakah mereka akan mendukung sanksi kuat untuk negara tertutup tersebut.

Namun pernyataan Haley langsung disanggah oleh Dubes China untuk PBB Liu Jieyi. Ia mengatakan, untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan saling bekerja sama mencari solusi, adalah tanggung jawab utama AS dan Korea Selatan, bukan China.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya