- REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
VIVA.co.id – Kepala Badan Maritim Malaysia, Zulfikli Abu Bakar berjanji tidak akan mengusir Muslim Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar dan bersedia memberikan tempat penampungan sementara.
Malaysia, yang berjarak ratusan kilometer dari selatan Laut Andaman, kemungkinan akan menjadi tempat persinggahan Rohingya yang menggunakan perahu untuk melarikan diri, dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Sejauh ini, Malaysia telah menjadi rumah bagi lebih dari 100 ribu pengungsi Rohingya.
"Kami seharusnya hanya menyediakan kebutuhan dasar untuk melanjutkan perjalanan dan mendorong mereka pergi. Tapi pada akhirnya karena alasan kemanusiaan, kami tidak dapat melakukan itu," kata Zulfikli, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat 8 September 2017.
Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, Malaysia kemungkinan akan menampung pengungsi Rohingya di pusat detensi imigrasi, di mana orang asing tanpa dokumen biasanya ditampung. Sebagai negara yang belum menandatangani Konvensi Pengungsi PBB, Malaysia memperlakukan pengungsi sebagai migran ilegal.
Thailand juga mengatakan sedang mempersiapkan untuk menerima orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar.
Saat ini, ada sekitar 59 ribu pengungsi Rohingya yang terdaftar di Komisi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Malaysia, meskipun jumlah tidak resmi diperkirakan mencapai dua kali lipat.
Tahun 2015 lalu, kuburan massal telah digali di kamp-kamp hutan perbatasan antara Thailand dan Malaysia, yang diduga adalah warga Rohingya yang menjadi korban perdagangan manusia. (mus)