Kampus di Korut Cari Banyak Dosen dari Asia-Eropa, Berminat?

Ilustrasi warga Korea Utara.
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj

VIVA – Salah satu universitas swasta yang didanai negara Barat di Korea Utara sedang gencar merekrut tenaga pengajar yang bukan berasal dari Amerika Serikat setelah adanya larangan perjalanan dari AS ke negara terisolasi tersebut.

Delegasi Korea Utara Kunjungi Iran, Isu Kerjasama Semakin Kuat

Menurut sebuah pemberitahuan perekrutan dari seorang anggota fakultas DI Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang (PUST), kampus tersebut saat ini dalam proses merekrut dosen baru untuk semester baru musim semi yang akan dimulai tahun depan.

Pemberitahuan tersebut menyebutkan fokus perekrutan adalah tenaga nonprofesor terutama dari Asia dan Eropa. Pemberitahuan itu juga menyebutkan bahwa selama ini pengecualian khusus untuk sukarelawan PUST tidak berjalan dengan baik.

Deretan Negara Paling Tak Percaya Tuhan di Dunia, Mayoritas di Benua Asia!

Dari sekitar 130 orang asing di PUST termasuk anggota fakultas, staf dan anggota keluarga, sekitar 60 orang di antaranya adalah warga Amerika Serikat.

"Tak perlu dikatakan lagi, ketidakstabilan dan kurikulum telah semakin buruk ditambah situasi darurat operasi sekolah yang lumpuh,"  kata Paul Song, Dekan Keuangan dan Manajemen Internasional PUST, sebagaimana dilansir Reuters.

Kim Jong Un Dikabarkan Punya Selingkuhan Seorang Penyanyi, Hingga Punya Anak Bersama

Sebulan setelah semester musim gugur dimulai, seorang pejabat PUST mengatakan bahwa keamanan tingkat tinggi di Korut membuat kampus itu sulit menemukan staf pengganti dan staf tambahan.

Universitas ini didirikan pada tahun 2010 oleh seorang penginjil Kristen keturunan Korea-Amerika dengan tujuan membantu generasi muda Korut memelajari keterampilan untuk memodernisasi negaranya.

Sejak didirikan, kampus ini telah mencetak 500 sarjana dan 60 mahasiswa pascasarjana yang belajar di tiga fakultas di antaranya Teknik Elektronik dan Komputer, Keuangan Internasional dan Manajemen serta Ilmu Pertanian.

Sejak 1 September lalu, Kementerian Luar Negeri AS telah memberlakukan larangan terhadap orang Amerika yang melakukan perjalanan ke Korea Utara. Selain itu, pemerintah AS juga telah mengimbau warganya yang berada di Pyongyang untuk segera hengkang.

Sementara Korut mengkritik keputusan Washington DC yang melarang pemegang paspor AS ke Korut yang mana pemerintah menggambarkannya sebagai upaya kotor untuk membatasi interaksi antarmanusia. Korut mengatakan, negaranya selalu terbuka untuk semua orang AS yang ingin berkunjung.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya