- REUTERS/Mohammad Ismail
VIVA – Sebuah serangan bom bunuh diri terjadi di kantor berita Afghan Voice dan di sebuah pusat kebudayaan di ibu kota Kabul, Afganistan yang menewaskan puluhan orang pada hari Kamis, 28 Desember 2017, waktu setempat.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Nasrat Rahimi mengatakan setidaknya 40 korban meninggal dunia dan 30 lainnya cedera dalam ledakan tersebut. Serangan tersebut terjadi saat sedang diadakan diskusi panel di mana banyak pelajar yang hadir.
Sayed Abbas Hussaini, seorang wartawan di agensi tersebut mengatakan tampaknya ada lebih dari satu ledakan selama serangan menyusul ledakan awal di pintu masuk. Dia mengatakan seorang reporter terbunuh dan yang lainnya terluka sebagaimana dilansir Reuters.
Afghan Voice memiliki hubungan dengan Syiah meski tidak ada klaim hubungan erat antara keduanya. Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengeluarkan pernyataan melalui Twitter menolak keterlibatan mereka dalam serangan itu.
Serangan tersebut adalah serangan terbaru yang menyerang kelompok media di Afganistan. Beberapa bulan lalu, sebuah serangan juga terjadi di salah satu stasiun televisi swasta di Kabul.
Sementara itu, didukung oleh serangan udara Amerika Serikat, pasukan Afganistan telah berhasil memukul mundur Taliban. Namun serangan-serangan tingkat tinggi di kota-kota besar masih terus berlanjut karena militan mulai mengupayakan berbagai cara untuk mengacaukan keamanan.
Berdasarkan laporan bulan ini oleh organisasi kebebasan media, Reporters without Borders, Afganistan adalah salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi para pekerja media. Diketahui, dua wartawan dan lima asisten redaksi media tewas saat bekerja selama tahun 2017 di negara itu.