Gunduli Kepala untuk Donasi, Remaja Ini Malah Dihukum

Niamh Baldwin.
Sumber :
  • Independent

VIVA – Niamh Baldwin, seorang remaja yang bersekolah di Mounts Bay Academy, Penzance, Inggris, dikucilkan oleh pihak sekolah. Ia dianggap melanggar aturan karena menggunduli kepalanya.

Seorang Ibu Gunduli Rambut Anaknya agar Tidak Keluar Rumah

Ibu Niamh, Anneka Baldwin menyampaikan protes kepada pihak sekolah karena menurutnya, anaknya sudah melakukan suatu kebaikan dengan mendonasikan rambutnya ke yayasan The Little Princess Trust, sebuah organisasi yang membuat rambut palsu untuk anak-anak yang kehilangan rambut mereka karena kanker.

Anneka mengatakan, pihak sekolah mengabaikan keinginan baik anaknya. Mereka malah memanggil Niamh dan memintanya ke ruang isolasi dan mengatakan, gadis itu wajib mengenakan penutup kepala hingga rambutnya kembali tumbuh.

Bikih Ricuh di Hari Buruh, Massa Penyusup di Bandung Digunduli Polisi

Dengan kemarahan, Anneka Baldwin menyampaikan perasaannya melalui media sosial Facebook. "Anak saya mencukur seluruh rambutnya untuk memberikan donasi bagi anak-anak penderita kanker. Saya merasa ini adalah sebuah keberanian besar dan membuat saya sangat bangga," tulisnya. Ia menambahkan, bahwa dirinya sangat kecewa karena kebanggaan itu direndahkan pihak sekolah dengan menolak anaknya masuk kelas dan mengisolasi anaknya. "Ia baru boleh masuk kelas jika rambutnya telah tumbuh minimal satu sentimeter," ujarnya menambahkan.

Anneka menggambarkan bahwa Niamh anaknya adalah remaja yang menyenangkan dengan nilai-nilai yang baik. Tapi perlakuan sekolah membuat anaknya terpukul. "Saya selalu bangga padamu Niamh, sama seperti seluruh keluarga dan teman-temanmy. Dan jangan biarkan ada seorangpun yang membuatmu merasa direndahkan seperti saat ini. Mounts Bay, sikap kalian sangat mengecewakan," ujarnya seperti diberitakan oleh Independent, 9 Januari 2017.

Gunduli Rambut, Ritual Unik Wanita di India

Kepala Sekolah Mount Bay, Sara Davey menegaskan Niamh telah melanggar aturan sekolah dan itu artinya ia tetap berhak dihukum. "Semua anak di sekolah ini tahu kebijakan itu, mereka juga tahu konsekuensi bahwa mereka akan menghabiskan waktu di ruang inklusi hingga rambut mereka tumbuh kembali," ujarnya.

Ia juga mengatakan, keluarga memiliki kesempatan untuk mengontak sekolah sebelum Niamh melakukan itu, tapi mereka tidak melakukannya. "Saya akan berbicara dengan ibunya Niamh untuk mencari solusi soal ini agar setiap orang merasa senang, sehingga Niamh juga bisa kembali belajar di kelas sesegera mungkin," ujarnya.

Sementara itu, juru bicara yayasan The Little Princess Trust mengatakan sangat menghargai tindakan dan keberanian Niamh. "Kami sangat bersedih mendengar situasi yang dialami Niamh sekarang, dan sangat bisa mengerti keputusan yang diambil oleh Mounts Bay Academy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya