Mertua Diduga Dibunuh, Sekda Lamongan: Ibu Rajin Ibadah

Mertua Sekda Lamongan diduga jadi korban pembunuhan.
Sumber :
  • VIVAnews/ Nur Faishal.

VIVAnews - Rowaeni (68 tahun), mertua Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan, Yuhronur Efendi, ditemukan meninggal dunia di musala rumah korban di Dusun Semperat, Desa Sumberwudi, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, pada Jumat malam, 3 Januari 2020. Saat ditemukan, korban bisa jadi baru saja melaksanakan salat atau tengah mengaji.

Pembunuh Wanita Hamil di Kelapa Gading Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Mula-mula yang mengetahui kejadian itu ialah penjaga rumah korban bernama Salekan. Pada pukul 18.00 WIB, ia mendatangi rumah korban untuk menyalakan lampu. Ditemui di dalam rumah, kepada saksi yang baru indekos Salekan menanyakan keberadaan korban dan dijawab tengah tidur di musala.

Salekan kemudian datang lagi ke rumah korban sekira pukul 20.00 WIB. Saat itu korban masih terbaring di musala dengan kondisi masih mengenakan mukena.

Wanita Hamil Tewas di Ruko Kelapa Gading Dipaksa Aborsi oleh Kekasih Gelapnya

Curiga, Salekan memanggil dua saksi lain untuk memeriksa. Dibangunkan, korban tak merespons. Saat itulah luka di leher dan dada korban terlihat. Darah membasahi lantai musala.

Sekda Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan di rumah itu mertuanya tinggal sendiri. Anak-anaknya terkadang menjenguk secara bergantian, paling sering si bungsu. Adapun Salekan adalah penjaga rumah yang sudah bekerja ke korban selama sepuluh tahun.

Pembunuh Wanita Hamil Ditangkap, Kabur ke Lampung

"Dia (Salekan) tidak tinggal di situ, karena rumahnya berdekatan," katanya.

Di mata keluarga, kata Yuhronur, korban diketahui rajin beribadah. Korban yang paling rajin membangunkan anak-anaknya untuk salat Tahajud dan Subuh.

"Pada saat beliau meninggal juga masih dalam keadaan salat dan ngaji pakai mukena, karena memang itu kebiasaan baik beliau ketika di rumah," katanya kepada wartawan pada Sabtu, 4 Januari 2020.

Yuhronur mengaku tidak menerima firasat apapun. Sebelum ditemukan meninggal dunia, Yuhronur mengaku korban masih memberi kabar di grup WhatsApp keluarga pada pukul 13.30 WIB kalau baru saja panen buah pepaya.

"Minggu besok dia (korban) mau mengirim kates (pepaya) itu ke panti asuhan," ujarnya.

Yuhronur mengaku baru menerima kabar duka itu setelah aparat desa dan Kepolisian Sektor setempat menerima kabar itu dari Salekan dan saksi lainnya. Dia berharap pelakunya segera ditemukan.

"Ini sesuatu yang di luar nalar kemanusiaan kita. Tentu saya berharap segera ditemukan pelakunya dan dihukum seadil-adilnya," katanya.

Ada dugaan pelaku nekat menghabisi nyawa korban karena ingin menguasai harta benda. Sebab, gelang dan anting korban tidak ada. Namun, polisi belum bisa memastikan itu karena masih dalam penyelidikan.

"Kalau dugaan kuat tindak pidana pembunuhan, mungkin iya. Kalau pencurian atau perampokan, masih dikembangkan," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya