Pelaku Bully Bernada SARA yang Sempat Viral Ditangkap

Polisi tangkap pembully warga yang sempat viral di Twitter.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVAnews - Polisi menangkap pelaku bully bernada suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) di kawasan Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pelaku diketahui adalah RK. Sedangkan korbannya adalah AISE.

Heboh Tarian Erotis di Pasar Malam Asahan, Modus Panitia Izin Kreasi Busana Muslim

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budi Sartono mengatakan kejadian terjadi Minggu, 23 Februari 2020, kemarin. Setelah mendapat laporan, dengan cepat polisi mencokok pelaku hari ini, Senin, 24 Februari 2020 di kediaman pelaku di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Adanya satu orang yang mengintimidasi mengeluarkan kata-kata kebencian terhadap suku dan ras di Jalan depan Car Wash di Jalan Bendi Raya, Kebayoran Lama," ujarnya di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin 24 Februari 2020.

Dua Laki-laki Bawa Kabur Water Barrier di Ragunan, Ini Kata Polisi

Kejadian berawal ketika korban tengah berjalan dari Pasar Kebayoran Lama menuju ke rumahnya di sekitar lokasi kejadian. Saat itu, korban sebenarnya sempat tidak menghiraukan pelaku dan langsung pergi. Namun, pelaku tetap mengejar korban dan sempat memukul korban sebanyak satu kali.

"Tanpa alasan yang jelas pelaku inisialnya atas nama RK langsung mendatangi dan langsung mengata-ngatai korban dengan bahasa yang ujaran kebencian berdasarkan SARA. Kemudian korban berusaha kabur tapi tetap di kejar dan pelaku sempat memukul kepalanya dengan tangan. Pada saat itu kemudian korban dibantu oleh orang tua yang lewat dan dibonceng pulang," katanya.

Viral di TikTok, Begini Lirik Lagu Down Bad by Taylor Swift

Budi menambahkan kalau korban bukanlah orang berkebutuhan khusus. Hal ini terungkap setelah polisi memintai keterangan korban. Dia menjelaskan korban bersikap seperti dalam video viral tampak seperti orang berkebutuhan khusus karena kaget dan takut dengan apa yang sudah dia dapati. Sehingga, korban lebih memilih untuk tidak melawan saat mendapatkan perundungan tersebut.

"Kami harus jelaskan kemarin yang sempat beredar bahwa korban adalah disabilitas (berkebutuhan khusus). Ternyata korban tidak disabilitas, dia sarjana ekonomi dan lulusan kuliah. Sementara korban waktu kita mintai keterangan dan kebetulan saya berbicara ya normal saja dan kebetulan yang disangkakan rekan-rekan media disabilitas ternyata ngomongnya normal," katanya.

Diduga pelaku mengalami gangguan jiwa sehingga akan dilakukan pemeriksaan kejiwaan. Untuk itu, pelaku akan dibawa ke ahli kejiwaan.

Selain itu, urine pelaku telah diperiksa dan hasilnya negatif dari pengaruh minuman keras dan narkoba. Sementara itu, saat ditanya awak media sendiri terkait apa motif dia melakukan perundunan jawabannya tampak ngawur.

"Ini kekecewaan dari pernikahan saya, perpisahan juga dan ditambah lagi dengan satu kata atas nama kepolisian dan saya hargai junjung tiggi dan saya tidak ingin kepolisian sakit hati atas kejadian viral dan atas bendera China di Natuna sekalipun," kata RK.

Atas perbuatannya, pelaku disangkakan Pasal 45 ayat 2 UU RI No 19 tahun 2019 dan perubahan pada UU RI No 11 tahun 2008 tentang ITe dan juga Pasal 16 jo Pasal 4 UU RI No 40 Tahun 2006 tenyang pengapusan ras dan etnis atau Pasal 157 dengan ancaman maksimal 6 tahun penjara.

Sebelumnya diberitakan, seorang pria berkebutuhan khusus yang belum diketahui identitasnya dibully bernada suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) di kawasan Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Kejadian tersebut viral di media sosial Twitter.

Pria itu mengenakan baju berwarna hitam. Dia mendapatkan perundungan dari pria berbaju merah. Terkait hal ini, polisi mengaku sedang menyelidiki video yang viral tersebut.

"Anggota masih (melakukan) penyelidikan," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budi Sartono, saat dihubungi wartawan, Senin 24 Februari 2020.

Berikut kata-kata makian pria berbaju merah saat melakukan perundungan di video yang viral.

"Siapa yang nyuruh, mau nguasain Natuna, jawab China. Sampai masuk tv. Lu minta dimakan? Hah, Indonesia harga mati, NKRI harga mati. Natuna milik Indonesia, denger lo China, salamin sama presiden lu, gue tau bayaran presiden lu. Presiden China Anj*ng," kata pria pelaku perundungan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya