Cerita Korban Penyekapan 4 Jam di Dalam Angkot

Salah satu korban penyekapan di dalam angkot
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan

VIVA – Susilawati Ramadhanty, bidan Rumah Sakit Tumbuh Kembang, Cimanggis, Depok, dan rekannya, Riasudi Putri, yang berprofesi sebagai perawat di rumah sakit tersebut menjadi korban aksi perampokan di dalam angkutan kota (angkot). Keduanya selamat setelah dibuang oleh pelaku di wilayah Kabupaten Bogor.

Tampang Pelaku Perampokan Sadis Turis Perancis di Bukit Sipiso-piso Kabupaten Karo

Lalu, seperti apa pengalaman pahit yang dialami kedua tenaga medis itu. Kepada wartawan, Susilawati yang ditemui usai membuat laporan di Polsek Cimanggis mengaku, kejadian bermula ketika mereka hendak pulang kerja sekira pukul 21.30 WIB, Minggu 21 Juni 2020. Saat itu, mereka menumpang angkot ke arah Bogor.

“Jadi saya pulang kerja habis dinas sore itu kita lagi nunggu angkot sama teman saya berdua. Terus ada angkot lewat, posisi angkotnya lampu depannya enggak tersorot jadi kayak gelap cuma ada lampu dalamnya aja. Terus saya naik sudah ada penumpang dua orang, bapak-bapak,” katanya, Rabu 23 Juni 2020.

Melawan Aparat, Perampok Sadis Wisatawan Prancis di Karo Dihadiahi Timas Panas

Ketika itu, salah satu pelaku berada di depan pintu penumpang sedang yang seorang lagi ada di seberang korban. Total, ada tiga pelaku berikut sopir.

“Waktu itu teman saya mau turun karena jaraknya dekat mau ke kosan. Pas bilang setop sopirnya tetap jalan. Terus kita langsung didorong suruh tengkurap di bawah. Kami takut karena dia bawa pisau dan gunting,” ujarnya.

Video Toyota Innova Seruduk Angkot Bikin Warganet Berdebat Tentukan Siapa yang Salah

Selama disekap, kedua wanita muda ini dipaksa untuk tengkurap dan wajahnya ditutup kain. “Saat itu kita enggak tahu dibawa ke mana dalam keadaan kita pakai masker,” ucap Susilawati.

Kerap Dipukul

Korban awalnya sempat berusaha melawan, namun takut setelah diancam senjata tajam. Tak hanya itu, pelaku juga sempat menganiaya korban.

“Saya setiap gerak dipukul, kalau kaki kita gerak juga kakinya ditendang karena posisi kaki bapak-bapak itu ada di badan kita. Saya kurang tahu berapa kali dipukul. Saya sering ngelawan, kalau ditanya saya jawab. Yang dipukul itu kepala di bagian sini dan tangan. Karena saya gerak-gerak dan tangannya digituin,” katanya.

Pelaku juga sempat mengancam akan berbuat lebih jika kedua korban tidak nurut. “Intinya bapaknya itu bilangnya saya cuma butuh uang. Kalian kalau enggak macam-macam, saya juga enggak bakal macam-macam,” ucapnya.

Pengalaman pahit yang dialami kedua korban ini berlangsung selama sekira 4 jam. Korban naik angkot sekira pukul 21.30 WIB dan baru dilepas sekira pukul 02.00 WIB.

“Sesekali saya coba lihat ke atas, ke jendela kan enggak ditutup. Terus bapaknya lihat saya nengok terus saya dipukul lagi suruh nunduk. Saya diturunin di kawasan Mayor Oking. Jadi masuk lagi ke dalam, kanan kirinya kebun semua dan itu gelap,” ujarnya.

Para pelaku melepas kedua korban setelah menjarah sejumlah barang berharga. “Saya pribadi handphone diambil sama uang di dompet Rp100 ribu sama perhiasan gelang dan anting. Teman saya handphone juga, uang di dompet Rp500 ribu sama di ATM Rp 2,8 juta,” katanya.

Susilawati mengaku, peristiwa ini telah membuat dirinya trauma. Ia pun hanya bisa berharap polisi bisa segera meringkus para pelaku tersebut. “Jujur saya trauma lihat orang baru, kayak takut aja,” katanya.

Guna penyelidikan lebih lanjut kasus ini ditangani Polsek Cimanggis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya