Doraemon hingga Nobita, Kode Kamar Jasa Prostitusi ABG Binaan Om Kos

Polisi memperlihatkan tersangka Om Kos (baju tahanan biru) dan barang bukti dalam kasus prostitusi anak di Mojokerto dalam konferensi pers di Markas Polda Jawa Timur, Surabaya, Senin, 1 Februari 2021.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Praktik prostitusi berkedok sewa kamar indekos yang melibatkan anak di bawah umur (ABG) sebagai korban sekaligus bagian dari jaringan diungkap aparat Kepolisian Daerah Jawa Timur di Kota Mojokerto. Untuk menarik pelanggan, tersangka OS alias Om Kos (38 tahun) memberi nama kamar-kamar sewaannya dengan nama karakter di film kartun terkenal asal Jepang, Doraemon, dkk.

Mahasiswi dan IRT Jual Diri di Michat Demi Kebutuhan Hidup, Sekali Kencan Rp 200 Ribu

Tersangka menawarkan kamar indekosnya melalui akun Facebook palsu di grup FB "Info Kost dan Kontrakan Area Mojokerto" dan "Kost dan Kontrakan Mojokerto, Ngoro, dan Pasuruan". Akun FB itu dijalankan enam ABG yang direkrut tersangka Om Kos sebagai reseller. Keenam ABG yang masih pelajar SMP dan SMA itu oleh polisi juga ditetapkan sebagai tersangka.

Untuk menarik perhatian, tersangka memberi nama indekosnya dengan "Wisata Rumah Nobita". Harga sewa kamar itu paling murah Rp50 ribu per lima jam, tergantung luas dan fasilitasnya. Daftar harganya ialah kamar Doraemon, Nobita, Shizuka, dan Suneo Rp50 ribu per lima jam. Fasilitasnya sama, cuma jam masuknya yang berbeda.

Ngeri, ABG di Bekasi Kini Tawuran Pakai Panah

Baca: Om Kos Melacurkan 36 ABG dengan Metode Pemasaran ‘Reseller’

Ada juga kamar yang disewakan lebih dari lima jam dan fasilitas berbeda. Kamar Giant bertarif Rp120 ribu/12 jam; Dorami Rp100 ribu/10 jam; Dekisugi Rp80 ribu/8 jam; Jaiko Rp70 ribu/7 jam; Nobisuke Rp65 ribu/5 jam dengan jam masuk bebas; Tamake Rp150 ribu/15 jam; dan kamar Minamoto Rp65 ribu/jam.

Kasus ABG Tabrak 11 Motor dan 2 Mobil di Bekasi Berakhir Damai

Sewa kamar "Wisata Rumah Nobita" itu hanya kedok. Begitu ada pelanggan yang tertarik, reseller kemudian menginformasikan melalui inbox menyediakan layanan seksual oleh wanita ABG. Jika klik, komunikasi reseller dengan pelanggan kemudian beralih melalui WhatsApp. Nah, di WhatsApp kemudian tersangka mengirimkan foto-foto wanita ABG binaannya beserta tarif sekali kencan.

Berdasarkan hasil penyidikan, tersangka Om Kos menjajakan wanita ABG binaannya antara Rp250 ribu sampai Rp600 ribu sekali kencan. Pernah pula ia melacurkan wanita ABG pelajar kelas 8 SMP Rp1,3 juta sekali kencan. Om Kos diketahui sudah berbisnis lendir dalam dua tahun terakhir. Sedikitnya 36 wanita ABG yang masih pelajar SMP dan SMA dia lacurkan.

Puluhan wanita ABG itu kebanyakan hasil bujukan enam tersangka ABG yang direkrut tersangka Om Kos sebagai reseller. "Tersangka dibantu enam tersangka lain yang masih di bawah umur," kata Wakil Kepala Polda Jatim Brigadir Jenderal Polisi Slamet Hadi Supraptoyo saat merilis kasus itu di Markas Polda Jatim di Surabaya pada Senin, 1 Februari 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya