Fakta Ryan Jombang, Si Pembunuh Berantai yang Dipukul Habib Bahar

Ryan Jombang
Sumber :
  • Twitter/CynthiaEllena

VIVA – Very Idham Henyansyah alias Ryan “jagal” Jombang dikabarkan bahwa dirinya berseteru dengan terpidana lainnya yakni Habib Bahar bin Smith di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) khusus kelas IIA Gunung Sindur. Kini, permasalahan keduanya telah selesai dan diadili secara damai. Bagaimanakah sosok Ryan Jombang? Berikut ulasan selengkapnya yang dikutip dari berbagai sumber.

Profil Dio Novandra, Pacar Megawati Hangestri yang Dikenalkan ke Para Pemain Red Spark

Inilah Profil Ryan Jombang, Pembunuh Berantai Dihukum Eksekusi Mati

Latar belakang Ryan Jombang

In Memoriam: Prestasi Gemilang Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu

Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang lahir pada 1 Februari 1978. Ryan Jombang merupakan pembunuh berantai asal Jombang, dia divonis bersalah oleh pengadilan dan dijatuhi hukuman mati karena terbukti melakukan pembunuhan terhadap 11 orang korban di Jakarta dan Jombang dalam rentang waktu dari 2006 hingga 2008.

Ryan Jombang merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya bernama Ahmad Maskur yang bekerja disebuah pabrik gula, sejak kecil ia sudah dititipkan orangtuanya di sebuah pesantren di Jombang.

Pembunuh Wanita Hamil Ditangkap, Kabur ke Lampung

Membenci Perempuan

Ryan Jombang melakukan kejahatannya karena dendam. Dari hasil pemeriksaan psikologi terungkap jika Ryan merasa tidak mendapatkan perhatian dari orangtua, terutama dari ibunya. Ryan yang saat kecil kerap mendapat kekerasan dari ibunya, akhirnya memendam kebencian kepada sang ibu. 

Sebagai pelampiasannya, Ryan justru menyukai sosok laki-laki pada akhirnya dia memiliki pemyimpangan seksual.  Sejak kecil Ryan lebih sering berpisah dengan kedua orangtuanya dan tinggal di pesantren.

Berubah kepribadiannya

Kehidupan Ryan mulai berubah sejak masuk SMP, ia mulai sering bergaul dengan wanita, bahkan ia kerap kali beraktivitas layaknya seorang wanita seperti menari dan berdandan. Diketahui bahwa Ryan merupakan pria yang cerdas dan pandai bergaul, hal tersebut terbukti saat ia masuk SMA Negeri 1 Jombang, namun karena sifat dan perilakunya menyerupai wanita, Ryan sering disentil oleh teman-temannya.

Pindah ke Jakarta saat masih sekolah

Awalnya, ia sekolah di SMA Negeri 1 Jombang, merasa tidak betah akibat sering di bully karena kepribadiannya, akhirnya Ryan pindah sekolah ke SMA swasta dan hanya bertahan satu semester, setelah itu kembali pindah ke SMA Negeri 3 Jombang. Lalu di SMA tersebut ia hanya bertahan satu bulan dan akhirnya merantau ke Jakarta.

Bergaul dengan golongan penyuka sesama jenis

Di ibu kota, Ryan menemukan komunitasnya, ia banyak bergaul dengan golongan penyuka sesama jenis. Dengan menemukan komunitas yang menerimanya, kehidupan Ryan berubah drastis, ia banyak disukai golongan homoseksual di kalangan atas.

Ia hidup berpindah-pindah, tak tanggung-tanggung, kamar kos hingga apartemen mewah pernah ia tempati dengan harga 1 juta hingga 2,6 juta perbulannya, harga tersebut terbilang mahal saat tahun 2007. 

Sempat ingin menikah

Meski diketahui memiliki orientasi seksual atau ketertarikan kepada laki-laki, Ryan Jombang sempat dikabarkan ingin menikah. Pada 18 Oktober 2010, Ryan mengatakan ingin menikahi seorang wanita berusia 27 tahun yang bernama Elly Winarya. Elly merupakan mantan narapidana kasus narkoba, yang telah bebas. 

Kasus-kasus pembunuhan Ryan Jombang

Ryan Jombang terkenal sebagai pembunuh berantai dari Jombang, Jawa Timur. Saat melakukan pembunuhan berantai di Jakarta dan Jombang, saat itu Ryan masih berusia 29 tahun.

Pembunuhan pertama yang dilakukan Ryan pada tahun 2007 yang dilakukan terhadap Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27), kejadian tersebut terjadi di rumah orangtuanya, Guruh tewas setelah dihajar Ryan dengan menggunakan benda tumpul dan mayatnya dibakar, lalu dikubur di halaman belakang.

Korban lainnya yaitu Heri Santoso (40), seorang manager penjualan sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Korban dimutilasi dalam dua buah tas dan sebuah kantong plastik di dua tempat di dekat Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan pada Sabtu pagi tanggal 12 Juli 2008.

Ryan merasa tersinggung setelah Heri menawarkan sejumlah uang untuk berhubungan dengan pacarnya, Noval. Jejak Ryan dan Noval dapat terlacak setelah mereka berdua menggunakan kartu ATM dan kartu kredit Heri untuk berfoya-foya.

Kasus inilah yang membongkar kasus pembunuhan lainnya yang dilakukan Ryan. Setelah media memberitakan kasus mutilasi yang dilakukan Ryan, banyak masyarakat melaporkan kerabat mereka yang hilang setelah sebelumnya diketahui bersama Ryan.

Polisi akhirnya berhasil menggali informasi dari Ryan tentang pembunuhan sebelumnya, polisi kemudian membongkar tanah yang ada di belakang rumah orangtua Ryan di Jombang dan menemukan beberapa kerangka manusia.

Pria yang dijuluki sebagai “jagal dari Jombang”, mengaku telah membunuh 11 orang bahkan anak umur 3 tahun ikut dibantai Ryan dengan kejam, berikut nama-nama korban pembunuhan berantai Ryan diantaranya Heri Santoso (40), Vincent Yudi Priyono (31), Ariel Somba (34),Grady Gland Adam Tumbuan, Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27), Agustinus Fitri Setiawan (28),Nanik Hidayati (31),Sylvia Ramadani Putri (3), Muhamad Aksoni (29), Zainal Abidin(21),Muhammad Asrori alias Aldo.

Ajukan Grasi ke Jokowi

Pada 6 April 2009, Pengadilan Negeri Depok menjatuhkan hukuman mati kepada Very Idam Henyansyah alias Ryan Jombang. Lantas ia mengajikan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung, namun ditolak.

Ia juga melakukan permohonan kasasinya ke Mahkamah Agung. Ryan lalu mengajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung, namun tetap ditolak.

Bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2016, Ryan mengajukan grasi ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Permintaan grasi diajukan Ryan melalui tim pengacaranya. Permintaan grasi itu diajukan Ryan melalui tim pengacaranya. Hingga sekarang, Ryan masih menunggu eksekusi mati yang belum diputuskan pelaksanaannya oleh Kejaksaan.

Bertaubat

Pada berkas permohonannya, dia menyertakan sepucuk surat tulisan tangan untuk presiden yang menjelaskan alasannya meminta grasi. Ryan yang dihukum mati itu mengaku menyesal dan meminta maaf atas perbuatannya telah membunuh 11 orang. Dia meminta kesempatan untuk memohon ampun kepada Tuhan dan menebus dosa yang telah ia perbuat.

Dia masih setengah jalan dalam melakukan pertaubatan. Ryan mengaku hanya bisa ikhlas untuk terus berusaha mendapatkan pengampunan. Ryan mengungkapkan kesedihannya selama menjalani hukuman di penjara.

Siap dieksekusi

Ryan kini memanfaatkan waktunya dengan beribadah di  Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cirebon, Jawa Barat sambil menunggu jadwal eksekusi yang akan ia jalani. Ryan mengaku siap dieksekusi. Ia menganggap itu sebagai tanggung jawab atas pembunuhan yang dilakukan pada 2008.

Tapi ia memiliki satu harapan sebelum berada di depan juru tembak yaitu ingin melaksanakan puasa kifarat. Puasa kifarat (kafarat) diberlakukan atas pelanggaran yang dilakukan seorang Muslim atas hukum Allah yang sudah berketetapan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya