Pasutri Aniaya Anak hingga Meninggal Dunia karena BAB Sembarangan

Keterangan Pers Polres Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
Sumber :
  • VIVA/ Sadam Maulana

VIVA – Lantaran kerap kali buang air besar atau BAB sembarangan, AP (11) harus meregang nyawa usai dianiaya. Pelakunya bukan orang jauh, yakni kedua orangtuanya. 

Polsek Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengamankan pasangan suami istri (pasutri), yakni Aan Aprizal (31) dan Samsidar (29). 

Aan dan Samsidar dibekuk Unit Reskrim Polsek Babat Toman pimpinan Ipda Lekat Haryanto, di kediaman orangtuanya di LK II, Kelurahan Mangunjaya, Kecamatan Babat Toman, Musi Banyuasin, Rabu malam, 24 November 2021. Keduanya diamankan di hari yang sama usai melakukan pembunuhan.

AP merupakan anak pertama dari tiga buah hati Aan dan Samsidar. Korban diketahui memiliki keterbelakangan mental (autis). Hal inilah yang menjadi pemicu Aan dan Samsidar sering menganiaya anaknya ini hingga meninggal dunia.

Berdasarkan pengakuan Samsidar, dia kerap merasa kesal dengan perilaku anaknya karena sering BAB sembarangan. Tak hanya itu, kotoran tersebut bahkan dia makan kembali.

"Dia berak (BAB) sembarangan, berceceran. Kadang beraknya juga dimasukin ke mulutnya sendiri. Saya kesal, emosi, jadi main tangan," ungkap Samsidar, Jumat, 26 November 2021.

Meninggal Usai Dianiaya

Samsidar mengatakan, penganiayaan yang dia lakukan bersama suaminya, terjadi di rumahnya di LK I, Kelurahan Mangunjaya. Samsidar mengaku, dirinya menendang kemaluan AP dan memukul kepalanya dengan gayung.

Kemudian suaminya juga ikut memukuli dan menyiksa AP hingga mengalami luka memar, dan luka robek di sekujur tubuh. Panik melihat kondisi anaknya, mereka kemudian membawa korban ke tempat neneknya di LK II.

"Selepas Maghrib kami di telepon bahwa anak kami sudah meninggal dunia. Saya menyesal, saya khilaf, tidak sengaja untuk membunuh," kata Samsidar.

AP sendiri diakui Samsidar mengalami keterbelakangan mental atau autis, dan saat ini tidak sekolah. Selama ini pun lebih sering tinggal dengan neneknya. Namun sejak 8 November 2021, AP dijemput untuk tinggal bersama mereka. Dia mengaku sehari sekali kerap memukul sang anak karena emosi.

"Kadang kalau lagi kesal itulah kami pukul. Yang bikin kesal itu dia suka BAB sembarangan. Padahal sering dikasih tahu BAB di WC, tapi masih juga berceceran, kadang juga kotoran dimasukkan ke mulutnya sendiri," terangnya.

Suami Samsidar, Aan, turut mengakui ikut menganiaya anaknya. Mulanya, dia mendengar keributan saat istrinya memarahi korban di kamar mandi. Saat itu juga, ia ikut emosi dan memukul anaknya menggunakan selang. "Saya menyesal sekali," imbuhnya.

Kapolres Musi Banyuasin, AKBP Alamsyah Pelupessy, didampingi Kapolsek Babat Toman, AKP Ady Akhyat, dan Kanit Reskrim Ipda Lekat Haryanto, menuturkan, terungkapnya kasus ini berawal dari informasi warga yang curiga dengan kematian korban. Pihaknya kemudian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Selanjutnya melakukan visum terhadap jenazah korban.

Diduga korban mengalami kekerasan sejak lama. Luka yang diderita terlihat jelas di sekujur tubuh. Bahkan ada bekas luka lama di tubuhnya. 

Kematiannya Dianggap Tak Wajar, Makam Seorang Pria di Garut Dibongkar

"Setelah kita lakukan serangkaian pemeriksaan dan berdasarkan sejumlah bukti, keduanya kita tetapkan sebagai tersangka," kata Alamsyah.

Keduanya dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) jo pasal 76C UU RI Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak diperbarui dengan UU RI Nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi undang-undang Jo Pasal 44 ayat (3) UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dan atau pasal 351 ayat (3) KUHP.

Tolak Kasih Data Buat Pinjol, Istri di Tebet Jaksel Dianiaya Suami

"Ancaman hukumannya 15 tahun penjara," tegas Alamsyah.

Sementara sang suami diduga kerap dalam pengaruh narkoba jenis sabu. "Itu berdasarkan pengakuan istrinya, bahwa suaminya sukanya narkoba saja," tambah Kapolsek Babat Toman, Ady Akhyat.

Polisi Usut Kematian Siswa SMKN di Nias Selatan, Diduga Tewas Dianiaya Kepala Sekolahnya
Atalarik Syach.

Kalau Mau Damai, Atalarik Syach Kasih Syarat Ini ke Tsania Marwa

Konflik antara Atalarik Syach dan Tsania Marwa masih berlanjut bahkan setelah keduanya bercerai. Ditambah lagi, belum lama ini Tsania Marwa menjadi saksi di MK.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024